Selasa, 19 November 2013

Haji


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – hadits

Allah berfirman: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu [bagi] orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari [kewajiban haji], maka sesungguhnya Allah Mahakaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam.” (Ali ‘Imraan: 97)

Dari Ibnu ‘Umar ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Islam didirikan atas lima sendi, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadlan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami dimana beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atas kalian, maka berhajilah kalian.” Ada seorang laki-laki bertanya: “Apakah setiap tahun wahai Rasulallah?” Beliau terdiam, sehingga laki-laki itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Apabila aku mengatakan ya, maka berarti menjadi wajib, sedangkan kamu tidak akan mampu mengerjakannya.” Beliau terus bersabda: “Tinggalkanlah apa yang tidak aku perintahkan, karena sesungguhnya orang-orang [umat] sebelum kamu itu binasa karena banyak pertanyaan [yang mereka ajukan] dan perselisihan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka [tidak mau patuh dan taat]. Maka apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah semampu kamu, dan apabila aku melarang kamu atas sesuatu maka tinggalkanlah.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Nabi saw. pernah ditanya: “Amal perbuatan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ia bertanya: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Jihad di jalan Allah.” Ia bertanya lagi: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Haji yang mabrur.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan haji kemudian ia tidak berkata kotor dan tidak melakukan kefasikan, maka ia kembali [bersih] seperti saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Umrah satu sampai umrah berikutnya merupakan kafarat [pelebur dosa] terhadap dosa yang ada di antara kedua umrah itu. Dan haji mabrur tidak ada lain balasannya kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Saya berkata: “Wahai Rasulallah, menurut kami jihad adalah amal perbuatan yang paling utama. Bolehkah kami terus menerus berjihad?” kemudian beliau bersabda: “Tetapi jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur.” (HR Bukhari)

Dari ‘Aisyah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Tiada hari dimana Allah memerdekakan hamba-Nya dari api neraka melebihi daripada hari ‘Arafah.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: “Umrah pada bulan Ramadlan itu sebanding dengan haji atau sebanding dengan haji bersamaku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu ‘Abbas ra. bahwasannya ada seorang perempuan bertanya: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya Allah mewajibkan haji kepada hamba-Nya tetapi kewajiban itu sampai pada ayah dalam usia yang sangat tua, dimana ia tidak mampu lagi untuk bepergian, maka bolehkah saya mengerjakan haji untuknya [menghajikannya]?” Beliau bersabda: “Ya, boleh.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Laqith bin Amir ra. bahwasannya ia datang kepada Nabi saw. dan berkata: “Sesungguhnya ayah saya sudah berusia lanjut, dimana ia sudah tidak mampu lagi mengerjakan haji dan Umrah, bahkan tidak mampu bepergian sama sekali.” Beliau bersabda: “Berhaji dan berumrahlah untuk ayahmu.” (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari as-Saib bin Yazid ra. ia berkata: “Saya pernah mengerjakan haji bersama dengan Rasulullah saw. yaitu pada haji Wada’, pada waktu itu saya berusia tujuh tahun.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu ‘Abbas ra bahwasannya Nabi saw. bertemu dengan suatu rombongan di Rauha’, kemudian beliau bertanya: “Siapakah rombongan ini?” Mereka menjawab: “Orang-orang Islam.” Mereka bertanya: “Siapakah engkau?” Beliau menjawab: “Utusan Allah.” Kemudian ada seorang perempuan mengangkat anaknya yang masih kecil seraya bertanya: “Apakah anak kecil ini wajib berhaji?” Beliau menjawab: “Ya, dan pahalanya buat kamu.” (HR Muslim)

Dari Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. berhaji dengan naik kendaraan sambil membawa bekalnya.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: “Ukadh, Majinnah dan Dzul Majaz merupakan pasar-pasar sejak jaman jahiliyyah. Kaum Muslimin khawatir berdosa apabila berdagang pada musim haji, lalu turunlah ayat: laisa ‘alaikum junaahun an tabtaghuu fadl-lam mir rabbikum [tidaklah berdosa bagi kalian untuk mencari karunia dari Rabb kalian] dalam musim haji.” (HR Bukhari)