Senin, 02 Desember 2013

Keutamaan Berbuat Baik Kepada Teman Ayah dan Ibu, Kerabat, Istri dan Orang-orang yang Pantas Dihormati


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits

Dari Ibnu Umar dia berkata: Nabi saw. bersabda: “Sebaik-baik kebajikan adalah seseorang yang menyambung tali persaudaraan kenalan bapaknya.”

Dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata: kami bertemu seorang lelaki Badui di tengah perjalanan menuju ke Makkah, kemudian Abdullah bin Umar memberi salam dan mengajaknya untuk naik ke atas keledai serta memberikan surban yang dipakai di kepalanya. Ibnu Dinar berkata kepada Ibnu Umar: “Semoga Allah selalu memberikan kebaikan kepadamu, sesungguhnya orang itu adalah orang Badui dan mereka senang sekali diberi, walaupun hanya sedikit.” Abdullah bin Umar berkata: “Sesungguhnya orang itu adalah kenalan baik (ayahku) Umar Ibnul Khaththab ra. sesungguhnya sebaik-baik kebajikan adalah seseorang yang menyambung tali persaudaraan dengan kenalan ayahnya.”

Dalam riwayat lain, Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar ra. menurutnya apabila Ibnu Umar pergi ke Makkah selalu membawa keledai sebagai gantinya onta apabila ia merasa jemu, dan ia biasa memakai surban di kepalanya. Kali tertentu, ketika ia pergi ke Makkah dengan keledainya, tiba-tiba ada seorang Badui lewat, dan bertanya: “Apakah kamu fulan bin fulan?” Orang Badui itu menjawab: “Benar.” Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai itu kepadanya dan berkata: “Naikilah keledai ini.” Ia juga memberikan surbannya seraya berkata: “Pakailah surban ini di kepalamu.” Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya: “Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah memberikan kepada orang Badui ini seekor keledai yang biasa untuk gantian, dan surban yang biasa kamu pakai di kepalamu.” Ibnu Umar berkata: “Sesungguhnya sebaik-baik kebajikan yaitu seseorang yang menyambung tali persaudaraan dengan kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia, sesungguhnya ayah orang ini adalah kenalan baik (ayahku) Umar ra.” (HR Muslim)

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idiy ra. ia berkata: “Tatkala kami duduk di hadapan Rasulullah saw. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salimah dan bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah ada kebaikan yang dapat saya lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua saya setelah mereka meninggal dunia?” Beliau menjawab: “Ya. Yaitu menshalati, memohonkan ampun, melaksanakan janji (wasiat) menghubungi keluarga yang tidak dapat dihubungi, kecuali dengan keduanya dan memuliakan kenalan baik mereka. (HR Abu Daud)

Dari Aisyah ra. ia berkata: “Saya tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi saw. yang lain kecuali terhadap Khadijah ra. padahal saya tidak pernah berjumpa dengannya, tetapi karena Nabi sering menyebut-nyebutnya, dan beliau sering menyembelih kambing kemudian memotong beberapa bagian dan dikirimkan kepada kenalan-kenalan baik Khadijah. Saya sering berkata kepadanya: “Seolah-olah dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah.” Maka beliau menjawab: “Sesungguhnya Khadijah itu begini dan begitu, dan hanya dengan dialah aku dikaruniai anak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan: Apabila beliau menyembelih kambing, beliau memberi kenalan-kenalan baik Khadijah apa yang mereka inginkan.”
Dalam riwayat lain dikatakan: “Apabila beliau menyembelih kambing, beliau bersabda: “Kirimlah daging ini kepada kenalan-kenalan Khadijah.”
Dalam riwayat lain dikatakan: “Halal binti Khuwailid saudari Khadijah pernah meminta izin untuk masuk ke rumah Rasulullah saw. kemudian beliau teringat cara Khadijah meminta izin, maka terharulah beliau seraya bersabda: “Ya Allah, inilah Halal binti Khuwailid.”

Dari Anas bin Malik ra. ia berkata: “Aku keluar bersama-sama Jarir Ibnu Abdullah al-Bajaliy ra. dalam suatu perjalanan, ia selalu melayani saya, maka saya katakan kepadanya: “Kamu jangan berbuat seperti itu.” Ia menjawab: “Sesungguhnya saya melihat shahabat Anshar senantiasa melayani Rasulullah saw. dalam segala hal, maka aku pun bersumpah pada diriku untuk tidak berkawan dengan shahabat Anshar kecuali saya harus melayaninya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mencintai Allah


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits

Allah berfirman: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…” (al-Fath: 29)

Allah berfirman: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman [Anshar] sebelum [kedatangan] mereka [muhajirin], mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.” (al-Hasyr: 9)

Dari Anas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Siapa saja yang memiliki tiga sifat ini, akan merasakan manisnya iman, yaitu: 1) mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segala-galanya; 2) mencintai seseorang hanya karena Allah; 3) enggan untuk kembali kafir setelah diselamatkan Allah sebagaimana enggannya apabila dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: 1) pemimpin yang adil; 2) pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Yang Mahamulia lagi Maha Agung; 3) seseorang yang hatinya selalu digantungkan [dipertautkan] dengan masjid; 4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; 5) seorang laki-laki ketika dirayu untuk berzina oleh perempuan bangsawan yang berwajah cantik rupawan, lalu ia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ 6) seseorang yang mengeluarkan sedekah, secara sembunyi-sembunnyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; 7) seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sunyi dan kedua matanya mencucurkan air mata.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala pada hari kiamat akan berfirman: ‘Manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku naungi mereka di bawah naungan-Ku, dan tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kalian tidaklah beriman, sebelum saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu, jika kalian mengerjakannya maka akan timbul rasa saling mencintai di antara kalian. Yaitu sebarkanlah salam.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ada seseorang yang berkunjung ke tempat saudaranya karena Allah yang berada di desa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk menghadang dan mengujinya, namun orang itu tetap pada pendiriannya, kemudian malaikat itu berkata: ‘Sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR Muslim)

Dari al-Barra’ bin ‘Azib ra. dari Nabi saw. beliau menceritakan tentang shahabat Anshar: “Bahwa mereka tidak mencintai kecuali orang yang beriman dan mereka tidak membenci kecuali orang munafik. Siapa saja yang mencintai mereka, maka Allah mencintainya. Dan siapa saja yang membenci mereka, maka Allah membencinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Mu’adz ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Siapa saja yang saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan mendapatkan beberapa mimbar terbuat dari cahaya yang diingikan oleh para Nabi dan orang-orang yang mati syahid.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Idris al-Khaulaniy, ia berkata: Saya masuk masjid Damsyik, di sana ada seorang pemuda yang giginya mengkilat. Orang-orang senantiasa mengerumuninya. Apabila mereka berbeda pendapat, mereka menyerahkan dan minta pertimbangan kepadanya, maka saya menanyakan tentang pemuda itu, dan dijawab bahwa pemuda itu adalah Mu’adz bin Jabal ra.
Pada esok harinya saya pagi-pagi datang ke masjid tetapi pemuda itu lebih pagi dari saya dan saya dapatkan ia sedang shalat. Saya menunggunya sampai selesai, dan mendatanginya dari arah depan. Saya ucapkan salam dan berkata kepadanya: “Demi allah, saya mencintaimu karena Allah.” Dia bertanya: “Apakah benar karena Allah?” Saya menjawab: “Ya, karena Allah.” Dia bertanya: “Apakah benar karena Allah?” Saya menjawab: “Ya, karena Allah.” Kemudian ia menarik ujung selendangku untuk mendekatkanku kepadanya dan dia berkata: “Sambutlah berita gembira ini, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Allah Yang Maha Pemberkah lagi Maha Luhur berfirman: Kecintaan-Ku tercurah untuk mereka yang saling mencintai karena Aku, mereka yang berteman karena Aku, mereka yang saling mengunjungi karena Aku dan mereka yang saling membantu karena Aku.” (HR Malik)

Dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma’dikariba ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: “Apabila seseorang mencintai saudaranya, beritahukanlah kepadanya bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud)

Dari Mu’adz ra. berkata: Rasulullah saw. memegang tangannya seraya bersabda: “Hai Mu’adz, janganlah sekali-sekali kamu lupakan setiap selesai shalat membaca: AllaHumma a-‘innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika (Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk selalu ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan menyempurnakannya).” (HR Abu Daud dan Nasa-i)

Dari Anas ra. ia berkata: Ada seorang laki-laki duduk di hadapan Nabi saw. kemudian ada seseorang yang lewat di situ, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata: “Ya Rasulallah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.” Nabi saw. bertanya: “Apakah engkau sudah memberitahukan kepadanya?” Dia menjawab: “Belum.” Beliau menjawab: “Beritahukannlah kepadanya.” Kemudian dia menemui orang itu dan berkata: “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah.” Orang itu menjawab: “Semoga engkau dicintai oleh Dzat yang menjadikanmu mencintaiku karena-Nya.” (HR Abu Daud)

Ancaman Bagi yang Melanggar Larangan Allah dan Rasul-Nya


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Firman Allah: “Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa adzab yang pedih.” (an-Nuur: 63)

Firman Allah: “Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya.” (Ali Imraan: 28)

Firman Allah: “Sesunggunya adzab Tuhanmu benar-benar keras.” (al-Buruuj: 12)

Firman Allah: “Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat dzalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih dan keras.” (Huud: 102)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sungguh, Allah Ta’ala mempunyai rasa cemburu. Cemburu jika seseorang mengerjakan apa yang diharamkan-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Yang harus dikerjakan ketika melanggar larangan Allah:
Firman Allah: “Dan jika kamu tertimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah.” (al-A’raaf: 200)

Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raaf: 201)

Firman Allah: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[*], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali Imraan: 135-136)

[*] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

Firman Allah: “Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nuur: 31)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan mengatakan: Demi Latta dan Uzza; maka hendaklah ia segera mengucapkan: Laa ilaaHa illallaaH (tiada Tuhan selain Allah). Barangsiapa berkata kepada temannya: Marilah kita berjudi; maka hendaklah ia segera bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Takut Kepada Allah (2)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Dari al-Miqdad ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat matahari didekatkan kepada para makhluk, sehingga jaraknya kira-kira hanya satu mil.” Sulaim bin ‘Amir yang meriwayatkan dari al-Miqdad, berkata: “Demi Allah, saya tidak mengerti yang dimaksud oleh Rasulullah dengan mil itu; apakah ukuran jarak pada perjalanan ataukah mil yang biasa dipakai untuk mencelaki mata.” Rasulullah saw. bersabda: “Manusia tenggelam dalam keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Di antara mereka ada yang terbenam sebatas kedua mata kakinya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang terbenam sampai pada mulutnya.” Rasulullah saw. memberikan isyarat dengan tangan ke arah mulut beliau.” (HR Muslim)

Dari abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat manusia akan berkeringat, sehingga setinggi tujuh puluh hasta, dan mereka akan tenggelam dalam lautan keringat, sehigga ada yang mencapai telinga mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Kami bersama-sama Rasulullah saw. tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Beliau bertanya: “Apakah kamu tahu, bunyi apakah ini?” kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Ini adalah suara batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun. Batu itu sekarang baru sampai ke dasar neraka, maka kalian mendengar suara gemuruhnya.” (HR Muslim)

Dari ‘Adiy bin Hatim ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Seseorang di antara kalian akan berbicara langsung dengan Tuhannya, padahal di antara dia dengan Tuhannya tidak ada juru bahasa, kemudian ia melihat ke kanan, tiada terlihat kecuali amal yang pernah diperbuatnya, ia melihat ke kiri tiada terlihat kecuali amal yang diperbuatnya, dan ia melihat ke depan tiada yang terlihat kecuali api yang tepat di depannya. Maka takutlah kalian terhadap neraka walaupun hanya bersedekah dengan separuh kurma.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzarr ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku takut melihat apa yang tidak kamu lihat. Langit itu berkeriut-keriut; di situ tidak ada tempat untuk bisa menyisipkan empat jari-jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah Ta’ala. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis, dan kamu tidak akan bersuka ria dengan istrimu di perduan. Bahkan kalian akan keluar ke tempat-tempat yang ramai untuk memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Barzah Nadlah bin ‘Ubaid al-Aslamiy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Kedua kaki seseorang tidak akan bergerak, sebelum ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan. Tentang hartanya darimana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan. Dan tentang badannya, untuk apa ia rusakkan.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. membaca ayat: yauma-idzin tuhadditsu akhbaaraHaa (“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”) Kemudian beliau bertanya: “Tahukah kalian, apa yang diberitakan oleh bumi?” Para shahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya berita bumi, adalah bumi menjadi saksi terhadap terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, yang mereka perbuatan di atasnya. Bumi ini akan berkata: “Ia telah berbuat begini dan begitu pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Bagaimana aku bisa bersenang-senang padahal malaikat meniup sangkakala telah memasukkan ke dalam mulut dan ia hanya menunggu ijin, kapan ia diperintah untuk meniup sangkakalanya.” Berita ini terasa berat sekali oleh para shahabat, kemudian beliau bersabda: “Ucapkanlah: hasbunallaaHu wa ni’mal wakiil (Allah yang mencukupi kami dan Ia sebaik-baik yang menjamin.)”

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang takut, ia harus berangkat lebih pagi, dan siapa saja yang berangkat lebih pagi, ia pasti akan lebih cepat sampai pada tempat tujuan. Ingatlah bahwa dangangan Allah itu mahal. Ingatlah dagangan Allah itu surga.” (HR Tirmidzi)

Dari ‘Aisyah ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Manusia akan dikumpulkan nanti pada hari kiamat dalam kedadaan tidak beralas kaki dan telanjang bulat.” Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, waktu itu laki-laki dan perempuan berkumpul, mereka dapat saling memandang kepada yang lain?” Beliau menjawab: “Wahai ‘Aisyah, pada saat itu urusannya sangat berat, sehingga mereka tidak sempat memperhatikan hal-hal demikian itu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Urusan pada saat itu lebih penting daripada saling pandang di antara mereka.”

Takut Kepada Allah (1)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Firman Allah: “Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk).” (Al-Baqarah: 40)

Firman Allah: “Sesungguhnya azab Tuhan-mu benar-benar keras.” (al-Buruuj: 12)

Firman Allah: “Dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). dan Kami Tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),” (Huud: 106)

Firman Allah: “Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya.” (Ali Imraan: 28)

Firman Allah: “Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Abasa: 34-37)

Firman Allah: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (al-Hajj: 1-2)

Allah berfirman: “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabb-nya ada dua surga.” (ar-Rahman: 46)

Allah berfirman: “dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: “Sesungguhnya Kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga Kami merasa takut (akan diazab)” Maka Allah memberikan karunia kepada Kami dan memelihara Kami dari azab neraka. Sesungguhnya Kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (ath-Thuur: 25-28)

Dari Ibnu Mas’ud ia bercerita: Rasulullah saw. yang selalu benar dan dipercaya itu, bercerita kepada kami: bahwa tiap-tiap manusia itu terkumpul penciptaannya dalam perut ibu selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian berupa gumpalan darah selama empat puluh hari, kemudian berupa daging selama empat puluh hari, lalu diutuslah malaikat dan meniupkan roh ke dalamnya serta diperintah pula untuk mencatat empat kalimat, yaitu mencatat tentang rizky, ajal, amal perbuatan dan tentang celaka dan bahagianya. Demi Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga jarak dia dengan surga hanya sehasta, namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia melakukan amalan amalan ahli neraka, sampai akhirnya ia masuk neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal dengan amalnya ahli neraka, sehingga sehingga jarak antara dia dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia melakukan amalah ahli surga sampai akhirnya dia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pada hari kiamat neraka jahanam akan dibentangkan dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap-tiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR Muslim)

Dari Nu’man bin Basyir ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringannya siksa ahli neraka pada hari kiamat, ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorangpun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi ahli neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Samurah bin Jundub ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Di antara ahli neraka ada yang disiksa dengan api sebatas pada kedua mata kakinya, sebatas kedua lututnya, sebatas pusarnya, dan ada pula yang disiksa dengan api sebatas bahunya.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Di kala manusia berdiri, menunggu panggilan tuhan semesta alam, ada salah seorang di antara mereka yang terbenam dalam keringatnya sampai pada kedua daun telinganya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengar khutbah yang seperti itu. Beliau bersabda: “Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Kemudian para sahabat Rasulullah saw. menutup wajah mereka sambil menangis terisak-isak. (HR Bukhari dan Muslim)