Selasa, 22 Oktober 2013

Tangisan Iblis

Dalam Kitab Al Jami' Liahkam Al-Qur'an karya Imam Al Qurthubi dijelaskan bahwa ada 3 hal yang bisa menyebabkan iblis menangis dengan sekeras-kerasnya. 1) PERTAMA, Ketika diturunkannya Surat Al Fatihah, yang mana surat ini adalah surat yang palingafdhol di dalam Al-Qur'an. Jadi dimanapun dan kapanpun surat alfatihah dibaca, iblis laknatullah akan menjerit dan menangis. 2) KEDUA, Kelahiran Nabi MuhammadSAW, makhluk yang paling mulia sejagad raya. Karena berkat bimbingan Beliau, orang yang sudah memiliki dosa setumpuk gunung bisa terhapus dosanya hanya dengan mengucapkan syahadat saja. Sebagai contoh saja, pada zaman Rasulullah SAW ada orang yang tua renta kisaran berumur 100 tahun lebih mengadu kepada Rasulullah SAW. "Ya Rasulullah, apakah agamamu bisa menghapuskan dosa-dosa yang telah aku perbuat, yang mana dosaku setumpuk gunung, berzina, mabuk, berjudi dan sebagainya dan kalau dikumpulkan akan melebihi dosa orang yang paling banyak dosanya di muka bumi ini," kata orang tua itu. "Bisa," jawab Rasulullah SAW "Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya orang tua itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Ucapkanlah Syahadat." Kemudian orang tua itu pergi menuju rumahnya. Selang 3 hari kemudian terdengarkabar kalau orang tua itu meninggal dunia dan Rasulullah SAW pun bersabda, "Orang tersebut termasuk golongan orang yang masuk surga." 3) KETIGA, Ucapan salam. Ternyata ucapan salam dari seorang mukmin pada mukmin lainnya bisa membuat iblis menangis dengan kerasnya. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, Ibnu Abbas berkata : "Sesungguhnya iblis yang terkutuk itu akan menangispada saat seorang mukmin bersalam dan dia (iblis) berkata : "Aduh, celakanya, kedua mukmin itu tidak akan berpisah melainkanakan diampuni dosa-dosanya." Rasulullah SAW sendiri sangat menekankan ucapan salam bagi seorang mukmin sebelum perkataan lain diucapkan. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang berbicara sebelum memberi salam, maka janganlah kamujawab." Hadits lainnya ada yang mengatakan. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang berkendaraan hendaklah memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki hendaklah memberi salam kepada orang yang duduk, dan orang yang sedikit hendaklah memberi salam kepada orang yang banyak." Itulah 3 hal yang bisa membuat iblis menangis dengan keras. Sungguh sangatlah beruntung kita ini dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW. "Allahumma Sholli 'Alaa Muhammad..."

Banyaknya Jalan Kebaikan (1)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Jalan kebaikan

Allah berfirman: “Dan apa saja kebaikan yang kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 215)

Allah berfirman: “Dan apa saja yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.”

Allah berfirman: “Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (az-Zalzalah: 6)

Allah berfirman: “Siapa saja yang mengerjakan amal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri.” (Fush-shilat: 46)

Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah ra. ia bertanya kepada Rasulullah saw.: “Amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya.” Saya bertanya: “Memerdekakan budak yang bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab: “Memerdekakan budak ketika disayang oleh tuannya dan yang paling mahal harganya.” Saya bertanya: “Seandainya saya tidak mampu berbuat yang demikian lalu bagaimana?” Beliau menjawab: “Kamu membantu orang yang bekerja atau kamu menyibukkan diri agar hidupmu tidak sia-sia. Saya bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika saya tidak mampu untuk melakukan sebagian pekerjaan itu?” Beliau menjawab: “Janganlah kamu berbuat kejahatan kepada sesama manusia, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk sedekah untuk dirirmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzarr ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Setiap pagi, pada ruas tulang kalian terdapat sedekah, setiap ucapan tasbih (subhaanallaaH) adalah sedekah, setiap ucapan tahmid (alhamdulillaaH) adalah sedekah, setiap ucapan tahlil (laa ilaaHa illallaaH) adalah sedekah, setiap ucapan takbir (allaHu akbar) adalah sedekah, memerintah kebaikan adalah sedekah, mencegah perkara mungkar (yang dibenci) adalah sedekah. Dan dua rakaat yang dikerjakan seseorang shalat Dluha telah mencukupi semuanya.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzarr ra. ia berkata: orang-orang protes kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Tetapi mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi bersabda: “Bukankah Rabb telah menjadikan sesuatu bagimu untuk sedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih, tahmid, adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan, melarang berbuat kemungkaran dan bersetubuh (dengan istrinya) adalah sedekah.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami mendapatkan pahala sedangkan ia mengikuti syahwatnya?” Rasulullah bersabda: “Bukankah seseorang yang menyalurkan syahwatnya pada yang haram ia berdosa? Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya itu pada yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzarr ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu kebaikan, walaupun hanya menemui saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ramah.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Setiap ruas tulang manusia sebaiknya disedekahi (oleh pemiliknya) setiap terbitnya matahari (sebagai pernyataan syukur kepada Allah untuk keselamatan tulang-tulangnya). Dan macam sedekah itu banyak sekali. Diantaranya berlaku adil di antara dua orang (yang sedang bertengkar), membantu teman ketika hendak menaiki tunggangannya atau memuatkan barang temannya ke punggungnya, ucapan yang baik, setiap langkah untuk melakukan shalat, dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan orang di jalan, adalah sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits riwayat Muslim, dari Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya, setiap anak cucu Adam diciptakan sebanyak 360 ruas tulang. Maka siapa saja mengagungkan Allah (membaca takbir), memuji Allah dengan membaca hamdalah (alhamdulillaaH), membaca tasbih (subhaanallaaH), membaca istighfar (astaghfirullaaH), menyingkirkan batu dari jalanan, menyingkirkan duri atau tulang dari jalan umum, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, hingga genap 360 kali, berarti pada sore hari ia telah menjauhkan dirinya dari neraka.”

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Siapa saja yang pergi ke masjid di pagi hari maupun sore hari, Allah menyediakan hidangan surga baginya sepanjang pagi maupun sore.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Wahai kaum muslimah, janganlah sekali-kali seorang tetangga itu merasa terhina untuk memberi sedekah kepada tetangganya, walaupun hanya berupa kikil kambing.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Iman itu mempunyai tujuh puluh atau enam puluh lebih cabang, yang paling utama adalah ucapan: laa ilaaHa illallaaH (tidak ada tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Sedangkan malu adalah cabang dari iman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Kali tertentu ada seorang laki-laki yang berjalan. Di tengah perjalanan ia kehausan, ia menemukan sebuah sumur maka iapun turun ke dalamnya dan meminumnya. Kemudian ia keluar, tiba-tiba ada seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karena kehausan, lantas orang itu berkata: “Anjing ini benar-benar kehausan sebagaimana diriku.” Kemudian dia turun lagi dan mengisi sepatunya dengan air sampai penuh, kemudian dia menggigit sepatunya dan naik ke atas lalu ia memberinya minum. Allah memuji perbuatan orang itu karena menolong anjing dan Allah mengampuni dosanya.” Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah menolong binatang juga memperoleh pahala?” Beliau menjawab:”Menolong setiap makhluk yang mempunyai limpa itu mendapatkan pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan: “Allah memuji perbuatan orang itu dan memberi ampunan kepadanya serta memasukkannya ke dalam surga.” Dalam riwayat Bukhari dan Muslim lain disebutkan: “Kali tertentu ada seekor anjing yang berputar-putar di sekeliling sumur, ia hampir mati karena kehausan, ada seorang penjahat dari Bani Israil yang melihat anjing itu. Melihat yang demikian itu, ia melepaskan sepatunya dan mengambil air untuk diminumkan pada anjing itu. Karena perbuatannya itu, diampunilah dosa-dosa penjahat itu.”

Banyaknya Jalan Kebaikan (2)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Jalan kebaikan

Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda: “Kulihat ada seseorang yang bersenang-senang di dalam surga disebabkan ia memotong dahan yang berada di tengah jalan karena mengganggu kaum muslimin yang lewat.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain: “Ada seseorang yang berjalan dan ia terganggu sebuah dahan yang menghalanginya, kemudian ia berkata: “Demi Allah saya akan menyingkirkan dahan ini dari jalan, agar tidak mengganggu kaum muslimin yang lewat. Karena perbuatannya itu, ia dimasukkan surga.”

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan: “Ada seseorang yang berjalan dan menemukan dahan yang berduri di jalan, kemudian ia menyingkirkannya, maka Allah memuji orang itu dan mengampuni dosa-dosanya.”

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang berwudlu dengan sempurna, kemudian menunaikan shalat Jumat dan mendengarkan serta memperhatikan khotbah, maka diampuni dosa-dosa yang dilakukannya antara hari itu sampai hari Jumat berikutnya, ditambah tiga hari berikutnya. Dan siapa saja yang mempermainkan batu sewaktu ada khutbah maka sia-sialah Jumatnya.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Jika orang Muslim atau mukmin itu berwudlu, maka ketika ia membasuh mukanya, keluarlah setiap dosa yang dilakukan oleh kedua matanya, karena melihat sesuatu yang diharamkan. Hilangnya bersama-sama dengan air itu atau bersama-sama tetesan air terakhir. Jika ia membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang diperbuat oleh kedua kakinya, karena digunakan berjalan pada jalan yang tidak benar, bersama-sama dengan air atau bersama-sama dengan tetesan air terakhir, sehingga ia bersih dari dosa.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: “Shalat lima waktu, antara shalat Jumat yang satu ke shalat Jumat berikutnya, dan puasa pada bulan Ramadlan ke puasa Ramadlan berikutnya, menjadi penebus atas dosa-dosa yang dilakukan, selama dosa-dosa besar dijauhinya.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bertanya: “Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa-dosa dan dapat mengangkat derajat (di surga)?” para shahabat menjawab: “Tentu saja ya Rasulullah.” “Yaitu menyempurnakan wudlu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu shalat setelah selesai shalat. Itulah yang harus kalian utamakan.” (HR Muslim)

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra. ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang selalu menjaga shalat shubuh dan shalat asyar niscaya ia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seseorang menderita sakit atau sedang bepergian, maka dicatatlah pahala baginya amal perbuatan yang biasa dikerjakannya pada waktu tidak bepergian dan pada waktu sehat.” (HR Bukhari)

Dari Jabir ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Setiap perbuatan baik adalah sedekah.” (HR Bukhari)

Dari Jabir ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian dia makan dari hasil tanaman itu termasuk sedekah baginya, juga bila hasil tanaman itu dicuri atau diambil orang, maka ia termasuk sedekah baginya.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan: “Seorang muslim yang menanam tanaman atau menabur benih kemudian hasil tanamannya itu dimakan oleh manusia, binatang maupun sesuatu yang lain, maka semua itu merupakan sedekah baginya sampai hari kiamat.”

Dari Jabir ra. ia berkata: orang-orang Bani Salimah ingin berpindah rumah dekat dengan masjid, kemudian kabar itu terdengar Rasulullah saw. maka beliau bersabda kepada mereka: “Aku mendengar bahwa kalian ingin pindah tempat yang dekat dengan masjid.” Mereka menjawab: “Benar wahai Rasulallah, kami ingin pindah dekat dengan masjid.” Beliau bersabda: “Wahai Bani Salimah tetaplah kamu di rumahmu yang sekarang, karena bekas langkahmu akan dicatat. Tetaplah kamu di rumahmu yang sekarang, karena bekas langkahmu akan dicatat.” (HR Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Setiap langkah itu mengangkat satu derajat.”

Dari Abu Mudzir Ubay bin Ka’ab ra. Ia berkata: Ada seseorang yang sepanjang pengetahuan saya, tidak ada seorangpun yang lebih jauh tempat tinggalnya dari masjid dan ia tidak pernah tertinggal shalat di masjid. Ada seseorang yang menyarankan: “Seandainya kamu membeli keledai yang dapat kamu naiki pada waktu gelap dan pada waktu panas, niscaya kamu tidak begitu lelah.” Ia menjawab: “Saya tidak suka bila rumah saya dekat dengan masjid. Sesungguhnya saya menginginkan agar perjalanan saya, baik sewaktu pergi ke masjid maupun pulang ke rumah, itu selalu dicatat.” Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Allah telah mengumpulkan semua catatan itu bagi kamu.” (HR Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Bagimu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan.”

Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra. Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Adalah empat puluh perbuatan, dan yang paling utama adalah mendermakan seekor kambing untuk diperas susunya. Dan siapa saja yang mengerjakan salah satu di antara empat puluh itu hanya mengharapkan pahala dan melaksanakan apa yang pernah dijanjikannya, niscaya Allah akan memasukkan surga karena amalnya.” (HR Bukhari)

Dari ‘Adiy bin Hatim ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Takutlah kamu sekalian terhadap api neraka walaupun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Salah seorang di antara kalian nanti akan berbicara langsung dengan Rabb-nya, padahal antara dia dengan Rabbnya tidak ada penerjemah, kemudian dia melihat ke kanan tiada terlihat kecuali amal yang pernah dilakukannya, kemudian ia melihat ke kiri tiada terlihat kecuali api tepat di depan mukanya, maka takutlah kalian terhadap api itu walaupun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma. Siapa saja yang tidak mampu, maka cukup dengan kata-kata yang baik.”

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah ridla terhadap seseorang, yang apabila makan makanan ia memuji kepada-Nya.” (HR Bukhari)

Dari Abu Musa ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Setiap orang Islam itu wajib besedekah.” Salah seorang shahabat bertanya: “Bagaimana jika ia tidak mempunyai apa-apa?” Beliau menjawab: “Hendaklah ia berbuat dengan kedua tangannya, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan bagi dirinya dan dapat pula untuk disedekahkan.” Ia bertanya: “Bagaimana seandainya ia tidak mampu berbuat seperti itu?” Beliau menjawab: “Hendaklah ia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuannya.” Ia bertanya lagi: “Bagaimana seandainya ia tidak mampu memberi bantuan?” Beliau menjawab: “Hendaknya ia menyuruh orang lain untuk berbuat baik.” Ia bertanya lagi: “Bagaimana seandainya ia juga tidak mampu untuk berbuat seperti itu?” Beliau menjawab: “hendaknya ia mencegah dirinya dari perbuatan keji, karena mencegah dirinya dari perbuatan keji termasuk sedekah.” (HR Muslim)

Tidak berlebih-lebihan dalam Beribadah (1)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Hemat dalam Beribadah

Allah berfirman: “ThaaHaa. Kami tidak menurunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menjadi susah.” (ThaaHaa: 1-2)

Allah berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (al-Baqarah: 185)

Dari Aisyah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. masuk ke rumah Aisyah waktu itu ada seorang perempuan, dan beliau bertanya: “Siapakah dia?” Aisyah menjawab: “Ini adalah fulanah yang terkenal shalatnya.” Nabi bersabda: “Wahai fulanah, beramallah sesuai kemampuanmu. Demi Allah. Dia tidak akan pernah jemu menerima amalmu, sehingga kamu sendirilah yang merasa jemu. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Tiga orang datang ke rumah istri Nabi saw. mempertanyakan tentang ibadah Nabi saw. Setelah diberitahu, mereka menganggap seakan-akan amal ibadah Nabi itu hanya sedikit dan mereka berkata: “Dimanakah tempat kami dibanding Nabi saw. padahal beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang?” salah seorang di antara mereka berkata: “Saya selamanya shalat sepanjang malam.” Yang lain berkata: “Saya selamanya berpuasa.” Yang lain lagi berkata: “Saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya.” Kemudian Rasulullah saw. datang dan bersabda kepada mereka: “Kalian tadi berbicara begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa kepada Allah di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan aku tidur malam, aku juga mengawini perempuan. (Itulah sunah-sunahku) siapa saja yang benci terhadap sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Binasalah orang-orang yang keterlaluan dan berlebih-lebihan.” Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan siapa saja yang mempersulit agama, maka ia akan kalah. Oleh karena itu sedang-sedanglah, dekatkan diri kalian (kepada Allah) dan bersuka hatilah kalian serta pergunakanlah waktu pagi, sore serta sedikit dari waktu malam (untuk mendekatkan diri)” (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Sedang-sedanglah, dekatkan dirimu dan pergunakan waktu pagi dan sore serta sedikit dari waktu malam. Bersahajalah, niscaya kalian akan sampai tujuan.”

Dari Anas ra. ia berkata: Nabi saw. masuk ke dalam masjid dan menemukan tali yang terpasang memanjang antara dua tiang, beliau lantas bertanya: “Tali apakah ini?” Para shahabat menjawab: “Zainab yang memasangnya, dan tali ini dipergunakan sebagai pegangan bila terasa lelah dalam shalatnya.” Nabi saw. bersabda: “Lepaskanlah tali itu, jika di antara kalian shalat dalam keadaan segar, jika merasa lelah, tidurlah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian mengantuk dalam shalatnya hendaklah ia tidur, sehingga hilang rasa kantuknya. Karena apabila seseorang di antara kalian shalat sedangkan ia mengantuk, maka ia tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ia malahan mencela dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah Jabir bin Samurah as-Sawani ra. ia berkata: “Seringkali saya shalat bersama Nabi saw. tetapi di dalam shalat dan khutbah beliau tidak terlalu lama dan tidak terlalu pendek.” (HR Muslim)

Dari Abu Juhaifah Wahab bin Abdullah ra. ia berkata: Nabi saw. mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Tatkala Salman berkunjung ke rumah Abu Darda’, ia mendapatkan Ummu Darda’ (istri Abu Darda’) sedang mengenakan pakaian kerja, lantas Salman bertanya: “Mengapa engkau tidak berhias?” Ummu Darda’ menjawab: “Abu Darda’ sudah tidak lagi memperhatikan kepentingan duniawi.”Kemudian Abu Darda’ datang dan dihidangkanlah makanan, berkata kepada Salman: “Silakan makan, saya sedang berpuasa.” Salman menjawab: “Saya tidak akan makan sebelum engkau makan.” Maka Abu Darda’pun makan. Di malam harinya Abu Darda’ bangun untuk mengerjakan shalat malam, namun Salman berkata kepadanya: “Tidurlah.” Kemudian di akhir malam, Salman berkata: “Bangunlah. Kita shalat bersama-sama.” Dan Salman berkata pula kepadanya: “Sesungguhnya bagi Rabb-mu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak, maka penuhilah semuanya.” Kemudian Nabi saw. datang dan Salman menceritakan apa yang baru saja terjadi, maka beliau memutuskan: “Salman benar.” (HR Bukhari)

Tidak berlebih-lebihan dalam Beribadah (2)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Hemat dalam Beribadah

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash ra. ia berkata: Nabi saw. diberitahu tentang ucapanku, yaitu: “Demi Allah, sungguh saya akan selalu berpuasa pada siang hari dan bangun sepanjang malam untuk mengerjakan shalat selama saya hidup.” Kemudian Rasulullah saw. bertanya: “Kamukah yang mengucapkan ucapan seperti itu?” Kemudian saya menjawab: “Benar saya yang mengucapkannya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup untuk berbuat demikian, maka berpuasalah dan berbukalah, tidur dan bangunlah untuk shalat, serta berpuasalah tiga hari setiap bulan karena pahalanya dilipatkan sepuluh kali. Jadi, jika setiap bulan kamu berpuasa tiga hari, maka itu seperti berpuasa sepanjang masa.” saya berkata: “Sesungguhnya saya mampu untuk berpuasa melebihi tiga hari setiap bulan.” Beliau menjawab: “(Kalau begitu) berpuasalah satu hari dan berbukalah dua hari.” Itulah cara berpuasa Nabi Dawud a.s. dan itulah puasa yang paling utama.”

Dalam riwayat lain dikatakan: “Itu adalah puasa yang paling utama.” Saya berkata lagi: “Sesungguhnya saya mampu untuk puasa lebih dari itu.” Beliau bersabda: “Sungguh tidak ada puasa melebihi keutamaan puasa Nabi Dawud.” Kemudian Abu Muhammad berkata: “Seandainya dulu saya menerima anjuran Rasulullah saw. berupa berpuasa tiga hari setiap bulannya maka itu lebih saya sukai daripada keluarga dan harta benda.”

Dalam riwayat lain dikatakan: Rasulullah saw. bersabda: “Saya mendengar bahwa engkau berpuasa sepanjang hari dan bangun sepanjang malam untuk shalat malam?” saya menjawab: “ Benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Janganlah berbuat demikian. Berpuasa dan berbukalah, tidur dan bangunlah untuk mengerjakan shalat. Karena sesungguhnya tubuhmu, kedua matamu, istrimu dan tamumu mempunyai hak. Cukuplah kamu berpuasa tiga hari setiap bulannya, karena setiap satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Dan jika kamu berpuasa tiga hari setiap bulannya berarti kamu berpuasa sepanjang masa.” Maka saya memberatkannya sehingga aku diperberat. Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, saya merasa lebih kuat,” Nabi saw. menjawab: “Berpuasalah seperti puasanya nabi Dawud. Jangan lebih dari itu.” Saya bertanya: “Bagaimana puasanya Nabi Dawud?” beliau menjawab: “Setengah masa.” Ketika Abdullah sudah tua ia berkata: “Aduh menyesal sekali, sekiranya dahulu saya menerima keringanan yang diberikan oleh Rasulullah saw. niscaya akan lebih baik bagiku.

Dalam riwayat lain dikatakan: “Saya mendengar bahwa kamu berpuasa sepanjang masa dan membaca al-Qur’an sepanjang malam, benarkah demikian?” Saya menjawab: “Benar wahai Rasulullah. Dan saya berbuat demikian tiada lain yang kuharapkan adalah kebaikan.” Beliau bersabda: “Berpuasalah sebagaimana puasa Nabi Dawud, karena dialah yang paling banyak ibadahnya di antara manusia. Dan hatamkanlah al-Qur’an itu setiap bulan sekali.” Saya menyatakan: “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya saya mampu untuk berbuat lebih dari itu.” Beliau bersabda: “Hatamkanlah al-Qur’an setiap seminggu sekali dan janganlah kamu berbuat lebih dari itu.” Saya merasa sangat kuat dan minta diberi tambahan, kemudian Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya kamu tidak tahu, mungkin kamu dipanjangkan umurmu.” Abdullah berkata: “Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. kepadaku. Ketika sudah tua, saya menyesal, kenapa dulu tidak mau menerima keringanan yang diberikan oleh Nabi Allah saw.

Dalam riwayat lain Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya anakmu mempunyai hak yang harus kau tunaikan.”

Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Tidak dikatakan puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang masa.” Beliau mengulanginya tiga kali.

Dalam riwayat lain Rasulullah saw. bersabda: “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasanya Nabi Dawud, shalat yang paling disukai oleh Allah adalah tata cara shalatnya Nabi Dawud dimana beliau tidur sampai tengah malam dan bangun pada sepertiganya kemudian tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Beliau berpuasa sehari serta berbuka sehari, dan tidak pernah lari ketika bertemu dengan musuh.

Dalam riwayat lain dikatakan: Abdullah berkata: “Ayahku telah mengawinkan aku dengan wanita bangsawan, dan ayahku selalu mendatangi istriku dan menanyakan keadaanku, kemudian istriku menjawab: “Suamiku adalah sebaik-baik orang laki-laki, hanya saja tidak pernah tidur bersama dan juga tidak begitu memperhatikan istrinya sejak saya di sini.” Setelah hal itu berjalan lama, kemudian ayah memberitahukan kepada Nabi saw, maka beliau bersabda: “Hadapkan dia padaku!” saya lalu menghadap dan beliau bersabda: “Bagaimana cara kamu berpuasa?”Saya menjawab: “Setiap hari.” Beliau bertanya: “Bagaimana kamu menghatamkan al-Qur’an?” saya menjawab: “Setiap malam.” Kemudian Abdullah melanjutkan haditsnya seperti di atas. Semua riwayat hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim.

Dai Abu Rib’i Handzalah bin Robi’ al-Usayyidiy, salah seorang sekretaris Rasulullah saw. ia berkata: Saya bertemu dengan Abu Bakar ra. kemudian ia bertanya: “Bagaimanakah keadaanmu hai Handzalah?” saya menjawab: “Handzalah kini telah munafik.” Abu bakar berseru: “SubhaanallaaH, apa yang kamu katakan?” Saya menjelaskan: “Kalau kami di hadapan Rasulullah saw. kemudian beliau menceritakan tentang surga dan neraka maka seakan-akan kami melihat dengan mata dan kepala. Tetapi bila kami pergi dari beliau dan bergaul dengan istri dan anak-anak serta mengurusi berbagai urusan maka kami sering lupa.” Abu Bakar berkata: “Demi Allah, kami juga begitu.” Kemudian saya dan Abu Bakar pergi menghadap Rasulullah saw. lalu saya berkata: “Wahai Rasulallah. Handzalah telah munafik.” Rasulullah saw. bertanya: “Mengapa demikian?” saya berkata: “Wahai Rasulallah, apabila apabila kami berada di hadapanmu kemudian engkau menceritakan tentang neraka dan surga, maka seolah-olah kami melihat dengan mata dan kepala sendiri, namun bila kami keluar dan bergaul dengan istri dan anak-anak serta mengurusi berbagai macam persoalan, maka kami sering lupa.” Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kamu tetap sebagaimana keadaanmu di hadapanku dan mengingat-ingatnya niscaya malaikat akan menjabat tanganmu di tempat tidurmu dan di jalan. Tetapi, hai Handzalah sesaat dan sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Tatkala Nabi saw. berkhutbah tiba-tiba ada seorang laki-laki bediri, kemudian beliau menanyakannya. Para shahabat menjawab: “Dia adalah Abu Israil, ia bernadzar akan berdiri pada waktu panas, tidak akan duduk, dan dia tidak akan berteduh juga tidak akan berbicara sedangkan dia sedang berpuasa.” Kemudian Nabi saw. bersabda: “Perintahkanlah supaya dia berbicara, berteduh, duduk, dan perintahkanlah dia supaya menyempurnakan puasanya.” (HR Muslim)

Menjaga Sunnah-sunnah Nabi saw. (1)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Sunnah Nabi saw.

Allah berfirman: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr: 7)

Allah berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (an-Najm: 3-4)

Allah berfirman: “Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali Imraan: 31)

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat.” (al-Ahzab: 21)

Allah berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisaa’: 65)

Allah berfirman: “kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (an-Nisaa’: 59)

Allah berfirman: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” (an-Nisaa’: 80)

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus yaitu (agama Islam).” (asy-Syuura: 52)

Allah berfirman: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (an-Nuur: 63)

Allah berfirman: “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu).” (al-Ahzab: 34)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Biarkanlah, jangan kalian pertanyakan hukum meninggalkannya (selagi aku tidak menerangkan hukumnya) pada kalian. Sebab orang-orang sebelum kalian celaka, karena banyaknya bertanya dan perselisihan mereka dengan para Nabi. Jadi, apabila aku mencegah sesuatu kepada kamu, maka jauhilah. Dan apabila aku memerintahkan sesuatu, maka kerjakanlah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah ra. ia berkata: Rasulullah saw. memberi nasehat kepada kami. Nasehat itu menggetarkan hati dan mencucurkan air mata kami. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulallah, nasehat itu seakan-akan merupakan nasehat yang terakhir, maka berilah kami wasiat.” Beliau bersabda: “Aku wasiatkan kepadamu agar selalu bertakwa kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kalian itu seorang budak. Sesungguhnya seorang yang masih hidup di antaramu, akan melihat banyak perselisihan. Maka wajib atasmu memegang teguh akan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk oleh Allah. Dan berpegang teguhlah pada sunnah-sunnah itu dan juhilah urusan yang dibuat-buat (bid’ah). Sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.” (HR Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Semua umatku masuk surga, kecuali orang-orang yang berpaling.” Ada yang bertanya: “Wahai Rasulallah, siapa saja mereka?” Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang taat kepadaku pasti masuk surga. Dan siapa saja yang mendurhakaiku dialah termsuk orang-orang yang berpaling.” (HR Bukhari)

Dari Abu Muslim, ada yang mengatakan Abu Ilyas Salamah bin ‘Amr al-Akwa’ ra. ia berkata: Ada seorang laki-laki makan di hadapan Rasulullah saw. dengan tangan kirinya, kemudian beliau bersabda: “Makanlah dengan tangan kananmu.” Ia menjawab: “Saya tidak dapat makan dengan tangan kanan.” Beliau bersabda lagi: “Tidak. Sebenarnya kamu bisa. Yang menyebabkanmu tidak mau menggunakan tangan kanan karena kesombonganmu.” Akhirnya, ia tidak dapat mengangkat tangannya ke mulutnya. (HR Muslim)

Dari Abu AbdullaH Nu’man bin Basyir ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Luruskanlah dan samakanlah barisan shalatmu, atau kalau tidak, niscaya Allah akan bener-benar merubah bentuk wajahmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dikatakan: “Rasulullah saw. senantiasa meluruskan shaf-shaf kami, seakan-akan beliau meluruskan kayu-kayu panah. Kemudian beliau menganggap bahwa kami sudah mengerti, pada suatu hari beliau keluar langsung siap untuk shalat, tetapi beliau melihat ada seseorang yang dadanya menonjol ke depan, kemudia beliau bersabda: “Wahai hamba Allah, kamu semua harus benar-benar meluruskan barisanmu, atau kalau tidak, niscaya Allah akan benar-benar merubah bentuk wajahmu.”

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Pada suatu malam di Madinah ada satu rumah terbakar disebabkan penghuninya lalai. Ketika peristiwa tersebut diceritakan kepada Rasulullah saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya api itu bisa menjadi musuh bagi kalian. Maka dari itu, jika kalian tidur, padamkanlah api itu (lampunya).” (HR Bukhari dan Muslim)

Menjaga Sunnah-sunnah Nabi saw. (2)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Sunnah Nabi saw.

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang ditugaskan oleh Allah untukku menyiarkannya adalah bagaikan hujan yang jatuh ke bumi. Sebagian bumi ada yang baik, sehingga dapat menerima air dan menyimpannya kemudian menumbuhkan rerumputan dan tumbuhan yang lain. Sebagian ada yang kering tapi dapat menyimpan air, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengan bumi kering yang mengandung air itu, sehingga manusia minum, menyiram dan bertanam darinya. Sebagian lagi adalah tanah berbatu yang tidak bisa menyimpan air dan tidak dapat pula menumbuhkan rerumputan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dengan agama Allah dan ilmu atau petunjuk-petunjuk dari Allah yang bisa memberi manfaat pada dirinya, dia belajar hingga pandai lalu mengajarkan ilmunya (kepada orang lain). Demikian pula perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk ajaran Allah yang diutuskan untukku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan diriku di antara kalian adalah bagaikan seorang laki-laki yang menyalakan api, lalu mulailah laron-laron dan serangga-serangga mengerumuni api. Sementara itu, sementara itu laki-laki itu mencegat laron dan serangga-serangga itu, jangan sampai tercebur ke dalam api. Saya akan selalu menarik kalian dari belakang, jangan sampai kalian tercebur ke dalam api, tetapi (di antara) kalian memberontak lepas dari tanganku.” (HR Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw. menyuruh untuk membersihkan tangan dan piring ketika makan. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak tahu dimana letak keberkahan makanan itu.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Jika makanan salah seorang di antara kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya dan membersihkan kotoran yang melekat kemudian makanlah. Dan jangan biarkan makanan itu untuk setan. Dan janganlah kamu membersihkan tangan dengan sapu tangan sebelum membersihkan jari-jari tangan dengan mulut, karena sesungguhnya ia tidak tahu dimana letak keberkahan makanan itu.”

Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Setan itu selalu hadir menyertai salah seorang di antara kalian dalam segala hal, juga ketika makan. Oleh sebab itu, jika makanan salah seorang dari kalian itu terjatuh, maka hendaklah ia membersihkan kotoran yang melekat kemudian makanlah dan janganlah ia meninggalkan makanan itu untuk setan.”

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah kami untuk memberi nasehat: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan di hadapan Allah Ta’ala dalam keadaan telanjang bulat dan tidak beralas kaki sebagaimana pertama kali kita diciptakan. Itu adalah janji Allah untuk kita dan sesungguhnya janji itu pasti akan dilaksanakan. Ingatlah. Sesungguhnya pertama kali makhluk yang diberi pakaian kelak di hari kiamat adalah Nabi Ibrahim as. Ingatlah, sesungguhnya nanti akan ada dari umatku yang didatangkan dari sebelah kiri dan mereka akan disiksa, kemudian aku berkata: “Wahai Rabb-ku, mereka itu adalah umatku.” Allah berfirman: “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang diperbuat mereka sepeninggalanmu.” Maka saya berkata sebagaimana perkataan Nabi yang lain: “Sesungguhnya saya menjadi saksi mereka selama saya berada di sisi mereka. Dan sesudah saya mati, Engkau wahai Allah yang mengawasi mereka dan Engkau pulalah yang mengetahui segala sesuatunya. Apabila Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.” Kemudian aku diberitahu: “Sesungguhnya mereka itu murtad dari agama Islam semenjak engkau tinggalkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id Abdullah bin Mughaffal ra. ia berkata: Rasulullah saw. melarang bermain ketepil dan bersabda: “Ketepil itu tidak dapat membunuh binatang buruan, dan tidak dapat melukai musuh, hanya saja ia akan mencukil mata dan mematahkan gigi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. bersabda: “Kerabat Ibnu Mughaffal ada yang bermain ketepil kemudian ia dilarangnya dan dikatakan bahwa Rasulullah saw. melarang untuk bermain ketepil, dan ia mengatakan pula bahwa ketepil itu tidak dapat digunakan untuk berburu. Setelah itu mereka masih tetap terus bermain ketepil. Akhirnya ia berkata: “Kamu telah saya beri tahu, bahwa Rasulullah saw. melarang bermain ketepil, oleh sebab itu saya tidak akan bicara lagi denganmu selamanya.”

Dari Abbas bin Rabi’ah, ia berkata: “Saya pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra. mencium Hajar Aswad, seraya berkata: “Aku tahu engkau adalah batu, engkau tidak bisa memberi manfaat dan tidak pula membahayakan. Seandainya aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. menciummu, tentu akupun tidak menciummu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wajib Melaksanakan Hukum-Hukum Allah

Riyadhush Shalihin; hadits tentang Melaksanakan Hukum-hukum Allah

Allah berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisaa’: 65)

Allah berfirman: “Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (an-Nuur: 51)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Ketika Rasulullah saw. menerima ayat: lillaaHi maa fis samaawaati wa maa fil ardli wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuHu yuhaasibkum biHillaaH (“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatimu atau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu”).

Para shahabat Rasulullah saw. merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah saw. sambil berjongkok dan berkata: “Wahai Rasulallah, kami dapat melakukan amal-amal perbuatan yang dibebankan kepada kami dengan sekuat tenaga, yaitu: shalat, jihad, berpuasa dan sedekah. Tetapi mengenai kandungan ayat itu, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya.” Beliau bersabda: “Apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan ahli kitab sebelum kamu.

Mereka mengatakan: “Kami mendengar dan kami melanggarnya.” Janganlah seperti mereka, tetapi katakanlah: “Sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir.”(“Kami mendengar dan kami mentaatinya. Ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.”) ketika ayat itu dibaca dan lidah mereka terasa ringan untuk membacanya, kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat selanjutnya: aamanar rasuulu bimaa unzila ilaiHi mir rabbiHii wal mu’minuuna kullun aamana billaaHi wa malaa-ikatiHii wa kutubiHii wa rusuliHii laa nufarriqu baina ahadim mir rusuliHi wa qaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir (“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,” dan mereka mengatakan: “Kami mendengar dan kami mentaati.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Ketika mereka telah melakukan kandungan ayat itu, kemudian Allah Ta’ala memasuhkan dengan ayat selanjutnya, yaitu: laa yukallifullaaHu nafsan illaa wus-‘aHaa laHaa maa kasabat wa-‘alaiHaa maktasabat, rabbanaa laa tu-aakhidnaa in nasiinaa au akhtha’naa.” (“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.”)

Dijawab: “yaa” “rabbanaa wa laa tahmil ‘alainaa ishrang kamaa halataHuu ‘alal ladziina ming qablinaa” (“Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.”) dijawab: “Ya.” “Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaabiHi” (“Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya.”) dijawab: “Ya.”, “Wa’fu ‘annaa waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin.” (“Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”) dijawab: “Ya.” (HR Muslim)

Pionir Kebaikan atau Kejahatan

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits-hadits tentang Panutan Baik/Buruk

Allah berfirman: “Dan orang-orang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqaan: 74)

Allah berfirman: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami.” (al-Anbiyaa’: 73)

Dari Abu ‘Amr Jabir bin Abdullah ra. ia berkata: “Suatu siang kami bersama-sama Rasulullah saw. tiba-tiba datanglah serombongan orang tidak beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan bersenjatakan pedang. Mereka kebanyakan dari suku Mudlar, bahkan semuanya dari suku Mudlar. Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah saw.. Beliau kemudian masuk rumah dan keluar lagi, kemudian menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah, sesudah menyelesaikan shalatnya beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istri, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya, kalian saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” Beliau juga menyampaikan firman Allah yang lain, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”

Seusai berpidato ada seseorang yang bersedekah dengan sebagian dinarnya, dirham, pakaian, segantang gandum dan dengan satu gantang kurma-nya sehingga Jarir mengatakan: “Bahkan tidak ada yang ingin ketinggalan, sekalipun hanya besedekah dengan separuh biji kurma.” Kemudian datanglah seorang shahabat Anshar yang datang dengan membawa pundi-pundi besar, hampir saja ia tidak kuat untuk mengangkatnya, yang diikuti oleh shahabat yang lain. Akhirnya saya melihat wajah Rasulullah saw. tampak sangat gembira sehingga berkilauan seperti emas, beliau kemudian bersabda: “Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapat pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Tiap-tiap jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, maka putra adam yang pertama (Qabil), mendapat bagian dari dosa pertumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan.” (HR Bukhari dan Muslim)