Selasa, 22 Oktober 2013

Tidak berlebih-lebihan dalam Beribadah (1)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Hemat dalam Beribadah

Allah berfirman: “ThaaHaa. Kami tidak menurunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menjadi susah.” (ThaaHaa: 1-2)

Allah berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (al-Baqarah: 185)

Dari Aisyah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. masuk ke rumah Aisyah waktu itu ada seorang perempuan, dan beliau bertanya: “Siapakah dia?” Aisyah menjawab: “Ini adalah fulanah yang terkenal shalatnya.” Nabi bersabda: “Wahai fulanah, beramallah sesuai kemampuanmu. Demi Allah. Dia tidak akan pernah jemu menerima amalmu, sehingga kamu sendirilah yang merasa jemu. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Tiga orang datang ke rumah istri Nabi saw. mempertanyakan tentang ibadah Nabi saw. Setelah diberitahu, mereka menganggap seakan-akan amal ibadah Nabi itu hanya sedikit dan mereka berkata: “Dimanakah tempat kami dibanding Nabi saw. padahal beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang?” salah seorang di antara mereka berkata: “Saya selamanya shalat sepanjang malam.” Yang lain berkata: “Saya selamanya berpuasa.” Yang lain lagi berkata: “Saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya.” Kemudian Rasulullah saw. datang dan bersabda kepada mereka: “Kalian tadi berbicara begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa kepada Allah di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan aku tidur malam, aku juga mengawini perempuan. (Itulah sunah-sunahku) siapa saja yang benci terhadap sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Binasalah orang-orang yang keterlaluan dan berlebih-lebihan.” Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan siapa saja yang mempersulit agama, maka ia akan kalah. Oleh karena itu sedang-sedanglah, dekatkan diri kalian (kepada Allah) dan bersuka hatilah kalian serta pergunakanlah waktu pagi, sore serta sedikit dari waktu malam (untuk mendekatkan diri)” (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Sedang-sedanglah, dekatkan dirimu dan pergunakan waktu pagi dan sore serta sedikit dari waktu malam. Bersahajalah, niscaya kalian akan sampai tujuan.”

Dari Anas ra. ia berkata: Nabi saw. masuk ke dalam masjid dan menemukan tali yang terpasang memanjang antara dua tiang, beliau lantas bertanya: “Tali apakah ini?” Para shahabat menjawab: “Zainab yang memasangnya, dan tali ini dipergunakan sebagai pegangan bila terasa lelah dalam shalatnya.” Nabi saw. bersabda: “Lepaskanlah tali itu, jika di antara kalian shalat dalam keadaan segar, jika merasa lelah, tidurlah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian mengantuk dalam shalatnya hendaklah ia tidur, sehingga hilang rasa kantuknya. Karena apabila seseorang di antara kalian shalat sedangkan ia mengantuk, maka ia tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ia malahan mencela dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah Jabir bin Samurah as-Sawani ra. ia berkata: “Seringkali saya shalat bersama Nabi saw. tetapi di dalam shalat dan khutbah beliau tidak terlalu lama dan tidak terlalu pendek.” (HR Muslim)

Dari Abu Juhaifah Wahab bin Abdullah ra. ia berkata: Nabi saw. mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Tatkala Salman berkunjung ke rumah Abu Darda’, ia mendapatkan Ummu Darda’ (istri Abu Darda’) sedang mengenakan pakaian kerja, lantas Salman bertanya: “Mengapa engkau tidak berhias?” Ummu Darda’ menjawab: “Abu Darda’ sudah tidak lagi memperhatikan kepentingan duniawi.”Kemudian Abu Darda’ datang dan dihidangkanlah makanan, berkata kepada Salman: “Silakan makan, saya sedang berpuasa.” Salman menjawab: “Saya tidak akan makan sebelum engkau makan.” Maka Abu Darda’pun makan. Di malam harinya Abu Darda’ bangun untuk mengerjakan shalat malam, namun Salman berkata kepadanya: “Tidurlah.” Kemudian di akhir malam, Salman berkata: “Bangunlah. Kita shalat bersama-sama.” Dan Salman berkata pula kepadanya: “Sesungguhnya bagi Rabb-mu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak, maka penuhilah semuanya.” Kemudian Nabi saw. datang dan Salman menceritakan apa yang baru saja terjadi, maka beliau memutuskan: “Salman benar.” (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar