Sabtu, 26 Oktober 2013

Amanah (Akhlak yang Baik)


Amanah (Akhlak Islam yang Mulia)

Definisi Menurut bahasa:dari kata-kata aman yaitu kebalikan dari takut. Sedangkan amanah kebalikan dari khiyanat.

Menurut istilah: perilaku yang tetap dalam jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya di hadapan orang lain. Dan menunaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya di hadapan orang lain.

Keutamaan amanah

Amanah adalah jalan menuju kesuksesan. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS 23: 8). Dalam ayat lain Allah berfirman: “58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS 4: 58)

Merupakan sifat para Rasul, para Nabi, Orang-orang Mukmin dan para malaikat. Nabi Nuh berkata: “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu (QS 26: 107). Rasulullah bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanaat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji. (HR Ahmad)

Tanda iman. Rasulullah bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanaat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji. (HR Ahmad). Dalam hadits lain beliau bersabda: “Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal itu ia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian dari sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika berdebat dia jahat.” (HR Bukhari Muslim)
Amanat itu menandingi dunia dan isinya. Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak merugi walaupun kehilangan dunia. Menjaga amanah, berkata dengan jujur, berakhlak yang mulia dan menjaga makanan (dari yang haram) (HR Ahmad)

Kompeten untuk menerima tanggung jawab. Allah berfirman: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya”. (QS 28: 26)
Ruang lingkup Amanah

Amanah fitrah. Adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah berfirman: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”,(QS 7: 172)

Amanah Dakwah. Allah berfirman: “salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya’”. (al-Qashas: 26). Dalam ayat lain Allah berfirman: “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. ()

Amanah anggota badan manusia. Anggota badan merupakan amanah Allah pada Manusia, karenanya manusia harus menggunakannya untuk taat kepada-Nya, mencari ridla-Nya. Misalnya adalah amanah “mata”, Allah berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,..” (QS 24: 30-31). Dalam ayat lain Allah berfirman: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS 88: 17-20)

Amanah dalam menunaikan hak, yang terdiri dari dua macam:
Hak Allah. Baik hak keyakinan, ucapan maupun perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar yang merupakan prioritas paling utama untuk ditunaikan, yakni hak tauhid. Kemudian rukun-rukun Islam yang lain dan seluruh nikmat-nikmat Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,” (QS 33: 72). Shahabat Ibnu ‘Abbas, Imam Mujahid dan adl-Dlahhak berkata: “Amanah Allah adalah seluruh kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah.”

Hak makhluk. Diantaranya adalah hak harta (hutang, sewaan, titipan) dan hak lainnya seperti menjaga kehormatan, memberi nasehat dan lain-lain.Amanah majelis. Rasulullah bersabda: “Semua majelis itu adalah amanah kecuali tiga hal, yaitu majelis penumpahan darah, majelis hubungan badan yang diharamkan dan majelis pelanggaran terhadap harta orang lain (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Amanah keluarga. Diantaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang laki-laki menjadi pemimpin dalam keluarga, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (HR Bukhari)

Amanah kerja profesional. Rasulullah bersabda: “Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (punggung). Panjang dan pendek bendera itu sesuai dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya (HR Bukhari)

Amanat kepemimpinan. Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin.” Maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya (HR Muslim). Memberikan kepemimpinan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang shahabat bertanya: “Kapan kiamat?” Rasulullah bersabda: “Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat.” Shahabat bertanya: “Disia-siakan yang bagaimana?” Rasulullah bersabda: “Jika urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat.” (HR Bukhari). Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Barang siapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada orang yang lebih diridlai oleh Allah, maka dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. (HR Hakim)
Peringatan bagi Orang yang Berkhianat

Khianat merupakan sifat orang munafik. Rasulullah bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika dipercaya berkhianat” (HR Bukhari-Muslim)

Dipermalukan di hari kiamat. Setiap pengkhianatan akan mendapat bendera di hari kiamat. Disebutkan ini pengkhianat si fulan dan ini pengkhianat si fulan (HR Bukhari-Muslim)

Tidak disukai oleh Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” (QS 8: 58). Dalam ayat lain Allah berfirman: “107. dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,” (QS 4: 107). Dalam ayat lain Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (al-Hajj: 38)

Khianat merupakan sifat orang Yahudi. Allah berfirman: “13. (tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merobah Perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya[407], dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) Senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS 5: 13)

Khianat adalah jalan menuju neraka. Allah berfirman: “10. Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[1487] kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)” (QS 66: 10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar