Kamis, 17 Oktober 2013

Memelihara Lidah

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Firman Allah: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (al-Hujurat: 12)

Firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Israa’: 36)

Firman Allah: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan adanya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18)

Setiap orang Mukallaf harus menjaga lidahnya dari semua ucapan, kecuali yang baik. Jika sekiranya sama baiknya antara diam dan bicara, maka lebih baik diam, karena bicara yang baik bisa jadi melantur kepada bicara yang tidak baik.

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia selalu berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, siapakah di antara orang-orang Muslim yang paling utama?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang Islam yang selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Sahl bin Sa’ad ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa berani memberi jaminan kepadaku atas selamatnya apa yang ada di antar dua tulang mulutnya dan apa yang ada di antara kedua pahanya, maka aku berani memberi jaminan surga kepadanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Ada hamba yang mengucap satu kalimat tanpa ia pikir tentang (baik buruknya) kalimat itu yang menyebabkan ia tergelincir ke dalam neraka, yang lebih jauh daripada timur dan barat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ada seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat yang membuat ridla Allah Ta’ala, yang tanpa ia sadari Allah mengangkat derajatnya karena kalimat itu. Dan tentu ada seorang hamba yang berkata dengan satu kalimat yang membuat murka Allah, yang tanpa ia sadari Allah menjebloskannya ke dalam neraka karena kalimat itu.” (HR Bukhari)

Dari Abu Abdurrahman Bilal bin al-Harits al-Muzanni ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seseorang bisa karena mengucapkan satu kalimat yang diridlai Allah Ta’ala, yang tanpa ia sangka akan sampai sedemikian rupa, kemudian Allah mencatat dalam keridlaan-Nya karena kalimat itu, sampai hari ia bertemu dengan-Nya. Dan sesungguhnya seseorang tentu ada yang mengucapkan satu kalimat yang membuat murka Allah, yang tanpa ia sangka akan sampai sedemikian rupa, kemudian Allah mencatat dalam kemurkaan-Nya, karena kalimat itu sampai hari ia bertemu dengan-Nya. (HR Malik)

Dari Sufyan bin Abdullah ra. ia berkata: Saya berkata: “Wahai Rasulallah terangkanlah kepadaku sesuatu yang dapat saya gunakan sebagai pegangan.” Beliau bersabda: “Katakanlah: Tuhanku adalah Allah kemudian tetaplah dalam jalan yang benar.” Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah yang paling engkau khawatirkan terhadap diriku?” Beliau memegang lidahnya sambil bersabda: “ini.” (HR Turmudzi)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian banyak bicara selain untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala. Maka sesungguhnya banyaknya bicara selain berdzikir kepada Allah akan membuat kerasnya hati, dan sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Allah Ta’ala adalah orang yang berhati keras.” (HR Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yang ada di antara dua tulang dagunya dan kejahatan apa yang berada di antara dua pahanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Turmudzi)

Dari Uqbah binn Amir ra. ia berkata: Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah yang dapat menyelamatkan?” Beliau menjawab: “Kekanglah lidahmu, tetaplah dalam rumahmu, dan menangislah karena dosamu.” (HR Turmudzi)

Dari Abu Sa’id al Khudriy ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Apabila datang waktu pagi maka semua anggota badan anak Adam (manusia) memperingatkan kepada lidahnya, dimana anggota-anggota badan itu berkata: Takutlah kepada Allah dalam memelihara keselamatan kami, karena nasib kami tergantung kamu, apabila kamu lurus maka kamipun lurus, dan apabila kamu menyeleweng maka kamipun menyeleweng.” (HR Turmudzi)

Dari Mu’adz ra. ia berkata: Saya berkata: “Wahai Rasulallah, beritahukanlah kepada saya tentang amal perbuatan yang dapat memasukkan ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Beliau menjawab: “Sungguh kamu telah menanyakan sesuatu (perkara) yang benar, sedangkan itu adalah mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah untuk melakukannya. Hendaklah kamu menyembah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kamu mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa pada bulan Ramadlan, dan menunaikan haji ke Baitullah.”
Kemudian beliau bersabda: “Maukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai. Sedekah itu adalah menghapuskan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam.”
Kemudian beliau membaca ayat: “Tatajaafaa junuubuHum ‘anil ma-dlaaji-‘i… (sampai) ya’maluun. (Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rizky yang kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang Kami berikan kepada mereka yaitu [bermacam-macam nikmat] yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.)”
Kemudian beliau bersabda: “Maukah kamu aku beritahu tentang pokok (agama), tiang-tiangnya dan puncak punggungnya?” saya menjawab: “Mau wahai Rasulallah.” Beliau bersabda: “Pokok perkara (agama) ialah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncak punggungnya adalah jihad.”
Kemudian beliau bersabda: “Maukah kamu aku beritahu tentang kunci semua perkara?” Lalu beliau memegang lidahnya dan bersabda: “Jagalah ini.” Lalu saya berkata: “Wahai Rasulallah, apakah kami akan dituntut (disiksa) karena apa yang saya katakan?” Maka beliau bersabda: “Celaka kamu, dan bukankah manusia dimasukkan ke dalam neraka atas mukanya, kecuali karena ulah lidahnya [ucapannya]” (HR Turmudzi, ia berkata hadits hasan shahih)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bertanya: “Tahukah kalian, apakah ghibah (menggunjing) itu?” Para shahabat berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Yaitu apabila kamu menceritakan keadaan saudaramu yang tidak disenanginya.” Ada seorang shahabat bertanya: “Bagaimana jika yang saya katakan itu benar?” Beliau menjawab: “Apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya pada shahabatmu berarti kamu telah menggunjingnya, dan apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada shahabatmu, berarti kamu benar-benar mendustakannya.” (HR Muslim)

Dari Abu Bakar ra. bahwasannya Rasulullah saw. dalam khutbahnya pada haji wada’ di Mina pada Idul ‘Adha beliau bersabda: “Sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu itu adalah haram diganggu sebagaimana haramnya harimu ini di bulanmu ini dan di negerimu ini. Ingatlah bukankah aku telah menyampaikannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: saya berkata kepada Nabi saw.: “Puaskah engkau terhadap keadaan Syafiyyah yang begini, dan begitu?” Sebagian perawi mengatakan: “Yaitu keadaan Syafiyyah yang pendek.” Kemudian beliau bersabda: “Kamu telah mengatakan suatu perkataan yang seandainya dicampur dengan air laut niscaya dapat mempengaruhinya.” ‘Aisyah berkata: “Saya pernah menceritakan keadaan seseorang kepada beliau, kemudian beliau bersabda: “Aku tidak suka menceritakan keadaan seseorang walaupun aku akan mendapat upah sekian dan sekian banyaknya.” (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku dimi’rajkan aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari tembaga dimana mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka, kemudian aku bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Mereka itu adalah orang-orang yang suka memakan daging sesama manusia dan mengganggu kehormatan sesama manusia (yakni suka menggunjing).” (HR Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya, dan hartanya.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar