Minggu, 20 Oktober 2013

Methode Ideal untuk Mempelajari Aqidah Islam

Sebaik apapun suatu agama atau ideologi, kalau cara dan methode memahami dan mempelajarinya tidak benar, maka akan melahirkan suatu agama atau ideologi yang tidak benar pula. Oleh karena itu menjadi sangat penting methode yang benar dalam mempelajari aqidah yang benar tersebut. Berikut ini adalah beberapa methode yang harus kita ikuti dalam mempelajari aqidah Islam: 1. Fiqih aqidah bukan ilmu aqidah. Allah berfirman: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah: 122) Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah menjadikan ia faqih dalam agama.” Rasulullah saw. bersabda (untuk doa Ibnu Abbas): Yaa Allah jadikan ia faqih dalam agama dan ajarilah ta’wil (tafsir) 2. Kembali kepada al-Qur’an dan sunnah Rasul bukan taqlid atau fanatik kepada madzab atau orang tertentu. Allah berfirman: “..Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (an-Nuur: 63). Firman Allah dalam ayat lain: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisaa’: 59) Rasulullah saw. bersabda: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, selama kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. 3. Kembali ke pamahaman ulama salaf bukan ahli kalam dan bid’ah kaum khalaf. Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik masa adalah masaku, kemudian masa berikutnya, kemudian berikutnya…” Rasulullah juga bersabda: “Kalian harus berpegang teguh dengan sunnahku, sunnah khulafaur rasyidin almahdiyyiin, gigitlah ia dengan gigi geraham (peganglah erat-erat dan jangan sampai lepas) 4. Perhatian dan focus kepada pokok-pokok aqidah terdahulu sebelum yang cabang. Dalam mempelajari aqidah Islam harus dimulai dari yang pokok-pokok dahulu sebelum yang cabang. Seperti dalam sebuah hadits bahwa Jibril mengajarkan rukun Iman lalu rukun Islam dan Ikhsan. 5. Merasakan kesederhanaan bukan mempersulit dan berbelit-belit. Allah berfirman: “Katakanlah: ‘Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da’wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-ada.” (Shaad: 86). Anas berkata: “Dulu kami pada masa ‘Umar bin al-Khaththab, aku mendengar beliau berkata: ‘Kami dilarang untuk mempersulit diri.’” 6. Obyektif, jelas dan mudah bukan tidak jelas dan bukan pula susah, serta menjauhi tanfir (saling mengkafirkan). Rasulullah bersabda: “Permudahlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan dibuat takut dan lari [dari agama]”. Allah berfirman: “dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan..” (al-Hajj: 78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar