Senin, 28 Oktober 2013

Sabar (Akhlak Islam)


I. Definisi Sabar

a. Menurut Bahasa: mencegah dan menahan
b. Menurut Istilah: menahan diri sesuai dengan tuntutan akal dan tuntutan syariat (Imam al-Ghazali)

II. Keutamaan Sabar

1. Disebut dalam al-Qur’an lebih dari 90 kali, semuanya dihubungkan dengan kebajikan dan kemuliaan.
2. Orang yang sabar mendapat pujian dari Allah. Allah berfirman: “Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)” (QS. 38: 44).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “…dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. 2: 177)

3. Mendapatkan maiyatullah (kebersamaan Allah). Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. 2:153). Dalam ayat lain Allah berfirman: “…orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. 2: 249).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. 3: 120).

4. Mendapat pahala yang berlipat ganda. Allah berfirman: “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu’. orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. 39: 10).
Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 2: 155-157).

5. Orang yang sabar dicintai Allah. Allah berfirman: “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. 3: 146)

6. Menjadi pemimpin dalam agama. Allah berfirman: “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (QS. 32:24).

7. Bisa mengambil nasehat dari ayat-ayat Allah. Allah berfirman: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (QS. 31: 31).

8. Sabar adalah jalan menuju kebaikan. Allah berfirman: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. 3: 186)
Dan firman Allah: “Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. 16: 126).
Rasulullah bersabda: “Tiada pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih besar daripada pemberian berupa kesabaran.”

9. Dengan sabar akan menjadi penghapus dosa. Rasulullah bersabda: “Tiada musibah yang mengenai seorang Muslim kecuali dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa, sampai duri yang mengenainya pun demikian.” (HR. Bukhari).
Dari Sa’ad bin Abi Waqhash berkata: “Saya berkata: ‘Wahai Rasulallah, siapa yang paling berat mendapatkan cobaan?’ Rasulullah bersabda: ‘Para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian sejenisnya dan sejenisnya, seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya. Jika agamanya kuat maka ujiannya akan ditambah. Dan jika kadar agamanya lemah maka ujiannya akan diringankan. Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba, hingga ia berjalan di muka bumi dan dia tidak memiliki kesalahan sedikitpun.” (HR. Tirmidzi, Ahmad).
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Musibah akan senantiasa menimpa seorang Mukmin baik laki-laki maupun perempuan, pada jasadnya, hartanya, dan pada anaknya. Demikian hingga ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki kesalahan sedikitpun.” (HR. Tirmidzi).

III. Macam-macam Sabar

1. Sabar terhadap apa-apa yang sesuai dengan keinginan hawa nafsu. ‘Abdurrahman bin Auf berkata: “Kami diuji oleh Allah dengan kesulitan, kami mampu bersabar. Tetapi kami diuji oleh Allah dengan kesenangan, kami tidak mampu bersabar.”
Allah berfirman: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS. 63: 9).
Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 8: 28).
Dan firman-Nya: “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. 64: 14-16).

Cara bersabar terhadap hal ini adalah: tidak hanyut dalam hal tersebtu, menunaikan hak Allah di dalamnya, dan tidak menggunakannya untuk sesuatu yang diharamkan oleh Allah.
2. Sabar terhadap ketaatan. Ada tiga langkah:
a. Sebelum ibadah, bersabarnya adalah dengan meluruskan niat, meng-ikhlashkan ibadah, tidak melakukan riya’
b. Ketika sedang ibadah. Cara bersabarnya dengan tidak lalai, tidak malas, dan menyempurnakan ibadah
c. Setelah ibadah. Cara bersabarnya dengan tidak melakukan syirik, dan tidak mengungkit ibadah tersebut dengan celaan dan makian.
3. Bersabar di jalan dakwah. Caranya:

a. Sabar menunggu dan tidak tergesa-gesa dalam melangkah

b. Sabar terhadap gangguan orang lain. Allah berfirman: “…Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal dia Telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan Hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri”. (QS. 14: 12)

c. Sabar akan sedikitnya pendukung. Firman Allah: “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. 41: 35)

d. Sabar terhadap panjangnya perjalanan dakwah.

e. Sabar terhadap perbedaan karakter para da’i. Allah berfirman: “Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. 18: 28)

4. Sabar dalam menghadapi kemaksiatan. Menahan diri untuk tidak melakukannya, serta tidak gegabah dalam memeranginya.
5. Sabar terhadap ujian dan penderitaan

IV. Jalan Menuju Sabar

1. Mengenal hakekat dunia. Bahwa dunia ini adalah tempat cobaan dan ujian. Allah berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (QS. 21: 35).
Dalam ayat lain Allah berfirman: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS. 67: 2)

2. Mengenal hakekat jiwa manusia. Bahwa dia adalah milik Allah, firman-Nya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. 16: 53).
Dan firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’” (QS. 2: 156).

3. Yakin bahwa akan mendapat balasan yang baik dari Allah. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. 29: 58-59).

4. Yakin bahwa bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Allah berfirman: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. 94: 5-6).

5. Meminta pertolongan kepada Allah. Allah berfirman: “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS. 16: 127).

6. Mengambil keteladanan dari orang-orang yang bersabar dan dari para Rasul ulul ‘azmi. Allah berfirman: “Dan Sesungguhnya Telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya Telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (QS 6: 34).

7. Beriman terhadap taqdir Allah dan Sunnatullah. Allah berfirman: “22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS 57: 22).

8. Waspada terhadap penghalang sabar, yaitu:
a. Tergesa-gesa. Allah berfirman: “37. Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” (QS 21: 37)

b. Marah. Allah berfirman: “Maka Bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. 68: 49-50).

c. Bersedih dan resah. Allah berfirman: “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS. 16: 127).

d. Putus asa. Allah berfirman: “..Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12: 87).
Dan firman Allah: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.” (QS. 3: 139-141).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar