Selasa, 29 Oktober 2013

Ziarah Kubur dan Larangan Minta Mati


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits; Bukhari-Muslim

Dari Buraidah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Semula aku melarang kalian untuk ziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah kalian!” (HR Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan: “Maka siapa saja yang menginginkan ziarah kubur, maka berziarahlah. Sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akhirat.”

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Setiap giliran Rasulullah saw. bermalam di tempat ‘Aisyah, pada akhir malam Rasulullah saw. keluar menuju ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan: “Assalaamu ‘alaikum daara qaumim mu’miniin wa ataakum maa tuu-‘aduuna ghadam mu-ajjaluuna. Wa innaa insyaa-allaaHu bikum laahiquun. AllaaHummaghfir li-aHli baqii’il gharqadi (“Salam sejahtera semoga terlimpah atas kalian wahai penghuni perkampungan kaum mukminin, dan akan diberikan kepada kalian apa yang dijanjikan-Nya, pada masa yang telah ditentukan. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah dosa penghuni Baqi’al ghardad”)” (HR Muslim)

Dari Buraidah ra. ia berkata: Nabi saw. sering mengajarkan kepada para shahabat apabila mereka berziarah kubur, hendaklah mengucapkan: assalaamu ‘alaikum aHlad diyaari minal mu’miniina wal muslimiina wa innaa insyaa-allaHu bikum laahiquun. As-alullaaHa lanaa wa lakumul ‘aafiyaH (“Salam sejahtera semoga terlimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan [yang terdiri dari] orang-orang mukmin dan muslim, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kami dan kepada kalian.” (HR Muslim)

Dari Ibnu ‘Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. melewati sebuah kuburan di Madinah, kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke pekuburan dan mengucapkan: assalaamu ‘alaikum yaa aHlal qubuuri yaghfirullaaHu lanaa wa lakum, antum salafunaa wa nahnu bil atsar (“Salam sejahtera semoga terlimpahkan atas kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah memberi ampunan kepada kami dan kepada kalian. Kalian telah mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian.”)” (HR Tirmdzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah sekali-sekali salah seorang di antara kalian mengharapkan mati. Apabia ia orang baik, masih ada kemungkinan dapat menambah kebaikan. Dan apabila ia orang jahat, mungkin ia akan berhenti dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dikatakan, dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan mati. Dan janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan mati. Dan janganlah berdoa ingin mati sebelum ajal datang. Karena jika ia mati maka terputuslah segala amalnya. Sesungguhnya orang yang bertambah umurnya akan bertambah pula amal baiknya.”

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah sekali-sekali salah seorang di antara kalian mengharapkan mati karena menderita. Andaikan terpaksa menginginkan mati, maka hendaklah ia berdoa: AllaaHumma ahyinii maa kaanatil hayaatu khairan lii, wa tawaffanii idzaa kaanatil wafatu khairan lii (“Ya Allah, panjangkanlah hidupku ini jika hidup lebih baik bagiku. Dan matikanlah, andaikan mati itu lebih baik bagiku.”)” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Qais bin Abu Hazim, ia berkata: Kami berkunjung ke tempat Khabbab bin al-Arat. Ia terkena besi panas pada tujuh tempat, lalu ia berkata: “Sesungguhnya kawan-kawan kami, mereka telah meninggal dan mereka tidak tergoda oleh dunia. Tetapi kini, kami tergoda oleh harta yang tidak pantas diletakkan kecuali di dalam tanah. Andaikan Nabi saw. tidak melarang kami untuk berdoa minta mati, niscaya aku memintanya.” Selang beberapa saat, kami datang lagi dan ia sedang membuat tembok, seraya berkata: “Sesungguhnya orang Islam selalu mendapat pahala dari yang dibelanjakannya, kecuali harta yang dibelanjakan untuk tanah ini.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar