Kamis, 17 Oktober 2013

Adab Bepergian (2)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Hadits

Dari Abdullah bin Sarjis ra. ia berkata: Apabila Rasulullah saw. hendak bepergian, beliau berlindung diri kepada Allah dari kesukaran dalam bepergian, pulang yang menyedihkan, keraguan setelah adanya kemantapan, doa orang yang teraniaya, dan jeleknya pemandangan pada keluarga dan harta. (HR Muslim)

Dari Ali bin Rabi’ah ia berkata: Saya telah menyaksikan Ali bin Abu Thalib ra. diberi binatang untuk dikendarainya, dimana ketika meletakkan kakinya pada binatang itu ia membaca: bismillaaH, dan ketika duduk di atas punggungnya ia membaca: subhaanal ladzii sakhkhara lanaa Haadzaa wamaa kunnaa laHuu muqriniin Wa innaa ilaa rabbinaa lamungqalibuun, kemudian membaca: alhamdulillaaH tiga kali, allaaHu akbar tiga kali, dan membaca: subhaanaka inni dhalamtu nafsii faghfirlii innaHuu laa yaghfiru dzunuuba illaa anta, kemudia ia tertawa. Ada orang bertanya: “Wahai Amirul Mukminin mengapa engkau tertawa?” Ia menjawab: “Saya melihat Nabi saw. berbuat seperti apa yang saya perbuat ini kemudian beliau tertawa, ketika saya bertanya: wahai Rasulallah, mengapa engkau tertawa? Beliau menjawab: sesungguhnya Rabb yang Mahasuci itu merasa kagum terhadap hamba-Nya apabila ia berdoa: igfirlii dhunuubi, karena ia menyadari bahwasannya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Aku [Allah].” (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Jabir ra. ia berkata: Apabila kami mendaki kami membaca takbir, dan apabila kami turun kami membaca tasbih. (HR Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Apabila Nabi saw. beserta pasukannya mendaki bukit mereka membaca takbir, dan apabila turun mereka membaca tasbih. (HR Abu Dawud)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Apabila Nabi saw. kembali dari ibadah haji atau umrah, kemudian beliau mendaki bukit atau gundukan pasir maka beliau membaca takbir tiga kali dan membaca: laa ilaaHa illallaaHu wahdaHu laa syariikalaHu laHul mulku walaHul hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-ing qadiir, aayibunaa ‘aabiduuna saajinuuna lirabbinaa haamiduun. shadaqallaaHu wa’daHu wa nashara ‘abdaHu waHazamal aHzaaba wahdaH (“Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, segala kekuasaan dan segala puji bagi-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami adalah orang yang siap untuk pulang, kami adalah orang yang bertobat, beribadah, bersujud dan memuji kepada Tuhan kami. Semua janji Allah pasti benar, Ia selalu menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-Nya dengan sendirian.”) (HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Apabila beliau kembali dengan bala tentara dan pasukan, atau dari ibadah haji dan umrah.”

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya ada seseorang berkata: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya saya akan bepergin, maka berilah saya pesan.” Beliau bersabda: “Kamu hendaklah senantiasa bertakwa kepada Allah dan membaca takbir setiap kali mendaki.” Ketika orang itu pergi, beliau berdoa: “AllaaHummathwi laHul bu’da waHawwin ‘alaiHis safar (“Ya Allah perpendeklah baginya jarak yang jauh, dan permudahlah segala urusannya di dalam bepergian.”) (HR Tirmdzi)

Dari Abu Musa al-Asy’ariy ra. ia berkata: Kami berjalan bersama Rasulullah saw. dan apabila kami mendaki maka kami membaca tahlil dan takbir dengan suara keras, kemudian Nabi saw. bersabda: “Wahai sekalian manusia, kasihilah dirimu sendiri karena sesungguhnya kamu sekalian tidaklah berdoa kepada Dzat yang tuli dan tidak pula kepada Dzat yang jauh, sesungguhnya Ia selalu bersamamu. Ia Maha Mendengar sangat dekat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga macam doa yang tidak diragukan lagi keampuhannya, yaitu doanya orang yang teraniaya, yang yang sedang bepergian dan doa orang tua terhadap anaknya. (HR Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Khaulah binti Hakim ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang berhenti pada suatu tempat kemudian ia membaca: a-‘uudzu bikalimatillaaHit taammaati min syarri maa khalaqa, lam yadluruHu syai-un hattaa yartahila min manziliHi dzaalika (saya berlindung diri dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang Ia ciptakan) niscaya ia tidak akan terganggu oleh sesuatu apapun hingga ia pergi meninggalkan tempat tersebut.” (HR Muslim)

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra. sesungguhnya Rasulullah saw. jika takut pada suatu kaum beliau berdoa: “AllaaHumma innaa naj’aluka fii nuhuuriHim, wa na-‘uudzubika min syuruuriHim (Ya Allah, kami jadikan Engkau pada leher mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka.)” (HR Abu Dawud dan Nasa-i dengan isnad shahih)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Bepergian itu merupakan bagian dari siksa, dimana seorang harus mengurangi makan, minum, tidurnya. Oleh karena itu apabila salah seorang di antara kamu sekalian telah selesai urusannya dalam bepergian, maka hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bepergian dalam waktu yang cukup lama, maka janganlah ia mengetuk pintu pada keluarga pada waktu malam.”
Dan di dalam riwayat lain dikatakan: “Bahwasannya Rasulullah saw. melarang seseorang untuk mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi dan sore. (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Kami kembali bersama Rasulullah saw. ketika kami telah sampai melihat Madinah, beliau membaca: aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduuna lirabbinaa haamiduuna (kami adalah orang yang siap pulang, kami adalah orang yang bertobat, beribadah dan memuji kepada Tuhan kami). Beliau senantiasa membaca doa itu sehingga kami sampai di Madinah.” (HR Muslim)

Dari Ka’ab bin Malik ra. bahwasannya Rasulullah saw. datang dari bepergian, beliau langsung ke masjid dan shalat dua rakaat di dalamnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu ‘Abbas ra. bahwasannya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah sekali-sekali seorang laki-laki melepas seorang perempuan kecuali dengan muhrimnya.” Ada seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya istriku pergi untuk haji, saya telah tercatat untuk ikut peperangan ini dan itu.” Beliau bersabda: “Pergilah kamu dan berhajilah bersama istrimu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar