Kamis, 24 Oktober 2013

Berbuat Baik (Amal Shalih)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang berbuat baik

Allah berfirman: “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.” (Al-Baqarah: 148; al-Maaidah: 51)

Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imraan: 133)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal shalih, karena akan terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yaitu seseorang pada waktu pagi beriman tetapi pada waktu sore ia kafir, atau pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu paginya dia kafir, dia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.” (HR Muslim)

Dari Abu Sirwa’ah Uqbah bin al-Harits ra. ia berkata: Aku shlat asyar di belakang Rasulullah saw. ketika di Madinah. Setelah salam, beliau cepat-cepat bangkit melangkahi barisan para shahabat menuju kamar salah satu istrinya. Para shahabat terkejut karena beliau tergesa-gesa. Setelah itu beliau keluar. Beliau heran melihat para shahabat terkejut itu, kemudian beliau bersabda: “Aku teringat sepotong emas dan aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk membagi-bagikannya.” Dalam riwayat lain disebutkan: “Aku meninggalkan sepotong emas yang harus aku sedekahkan tetapi tertinggal di rumah, maka aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku.” (HR Bukhari)

Dari Jabir ra. ia berkata: Pada perang Uhud, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw.: “Apakah engkau tahu dimanakah tempatku seandainya aku terbunuh?” beliau menjawab: “Di surga.” Kemudian orang itu terus melemparkan biji-biji kurma yang ada di tangannya lalu dia maju perang hingga mati terbunuh.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: ada seseorang yang datang kepada Nabi saw. dan bertanya: “Wahai Rasulallah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” beliau menjawab: “Sedekah selama kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai ke tenggorokan, maka kamu akan berkata: “Untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra, ia berkata: ketika perang Uhud Rasulullah saw. mengambil pedang seraya bersabda: “Siapakah yang bersedia menerima pedang ini?” maka setiap orang mengulurkan tangannya seraya berkata: “Saya. Saya.” Beliau bersabda lagi: “Siapakah yang bersedia menerimanya dengan penuh tanggung jawab?” Maka semua orang terdiam, kemudian Abu Dujanah ra. berkata: “Saya akan menerimanya dengan penuh tanggung jawab.” Maka pedang itu olehnya untuk memenggal leher orang-orang musyrik.” (HR Muslim)

Dari Zubair bin Adiy, ia berkata: kami mendatangi Anas ra. dan mengadukan penderitaan yang kami alami dari kekejaman al-Hajjaj, kemudian Anas menjawab: ‘Sabarlah kamu semua, sesungguhnya akan datang suatu masa dimana penderitaan lebih berat lagi, sehingga kamu semua bertemu dengan Rabb-mu (meninggal dunia). Saya mendengar hal itu dari Rasulullah saw.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kamu menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. ketika perang Khaibar berkata: “Aku benar-benar akan menyerahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah akan memberikan kemenangan melalui tangannya.” Umar ra. berkata: “Saya tidak begitu antusias menjadi pemimpin kecuali hari ini. Maka saya menampakkan diri dengan harapan supaya dipanggil oleh Nabi.” Akan tetapi Nabi saw. memanggil Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya seraya bersabda: “Majulah kamu ke depan dan janganlah kamu menoleh ke belakang sebelum Allah memberi kemenangan kepadamu.” Kemudian Ali melangkah beberapa langkah lalu berhenti tetapi tidak menoleh ke belakang dan berteriak: “Wahai Rasulullah, siapakah yang harus aku perangi?” Beliau menjawab: “Perangilah mereka, sehingga mereka mau bersaksi, bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Apabila mereka telah bersaksi, berarti terpelihara harta dan darah mereka kecuali dengan haknya, adapun mengenai perhitungan amal mereka terserah kepada Allah.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar