Kamis, 17 Oktober 2013

Keutamaan Wudlu

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (air kecil atau besar) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (al-Maa-idah: 6)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh, umatku akan dipanggil nanti pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya di sekitar wajah, tangan dan kaki, karena bekas wudlu. Karena itu barangsiapa di antara kalian sanggup melebihkan basuhan wudlunya [melebihi yang telah difardlukan pada wajah, tangan dan kaki] maka hendaklah ia berbuat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Saya mendengar kekasihku Rasulullah saw. bersabda: “Perhiasan orang mukmin [di surga] itu sesuai dengan sampainya wudlu.” (HR Muslim)

Dari Utsman bin Affan ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa berwudlu dan menyempurnakannya, maka keluarlah semua dosa dari jasadnya, hingga dari bawah kuku-kukunya.” (HR Muslim)

Dari Utsman bin Affan ra. ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw. berwudlu seperti wudlu saya ini, kemudian beliau bersabda: “Barangsiapa berwudlu demikian, niscaya diampuni dosanya yang telah dilakukan sebelumnya. Dan shalatnya serta berjalannya menuju masjid mendapat tambahan pahala.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang hamba muslim dan mukmin berwudlu, ketika ia membasuh muka, maka keluarlah dari mukanya semua dosa yang telah dilihat dengan kedua matanya bersama tetesan air yang terakhir; ketika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang disebabkan pukulan tangannya bersama tetesan air yang terakhir, apabila ia membasuh kedua kakinya maka keluarlah setiap dosa karena perjalanan kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari semua dosa.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. datang ke kubur dan mengucapkan: “assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’miniin, wa innaa in syaa-allaaHu bikum laahiquun, aku merasa senang sekali bila dapat melihat saudara-saudaraku.” Para shahabat bertanya: “Bukankah kami ini saudaramu wahai Rasulallah?” Beliau menjawab: “Kamu sekalian adalah shahabatku. Adapun saudara-saudara kita adalah orang-orang yang belum datang.” Para shahabat bertanya: “Bagaimana engkau mengetahui umat yang belum datang dari umatmu wahai Rasulallah?” Beliau manjawab: “Bagaimana pendapatmu seandainya ada seseorang yang mempunyai seekor kuda putih cemerlang berada di tengah-tengah kuda hitam pekat; apakah ia tidak mengetahui kudanya yang putih cemerlang itu?” Para shahabat berkata: “Pasti mengetahui ya Rasulallah.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya saudara-saudara kita itu akan datang dalam keadaan putih cemerlang karena wudlu dan aku akan membimbing mereka ke telaga.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan kepada apa yang menyebabkan Allah menghapus dosa dan meluhurkan derajat?” Para shahabat menjawab: “Tentu ya Rasulallah.” Rasulullah bersabda: “Menyempurnakan wudlu pada hal-hal yang tidak disukai [misalnya pada waktu udara dingin], dan memperbanyak langkah menuju ke masjid serta menunggu shalat sesudah shalat [sebelumnya]. Maka inilah yang disebut arribath [ikatan jiwa atas perbuatan taat ini], atau penjagaan garis depan melawan musuh.” (HR Muslim)

Dari Abu Malik al-Asy’ariy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Membersihkan diri adalah sebagian dari iman.” (HR Muslim)

Dari Umar bin Khaththab ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorangpun di antara kalian yang berwudlu dengan menyempurnakan wudlu kalian, kemudian mengucapkan: asyHadu allaa ilaaHa illallaaHu wahdaHu laa syariikalaHu wa asyHadu anna Muhammadan ‘abduHuu warasuuluHu (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya) kecuali ia dibukakan pintu-pintu surga yang ada delapan, yang bisa dimasuki dari manapun ia suka.” (HR Muslim)
Dan dalam riwayat Turmudzi terdapat tambahan: “AllaaHummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathaHHiriin (Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang suci).”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar