Rabu, 23 Oktober 2013

Memperbanyak Amal Shalih, terutama ketika lanjut usia

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Amal Shalih

Allah berfirman: “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?” (Faathir: 37)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Allah telah memberi kesempatan kepada seseorang yang dipanjangkan usianya sampai enam puluh tahun.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Abbas ia berkata: Umar mengajak aku ke sebuah diskusi yang diikuti oleh orang-orang yang pernah mengikuti perang Badr yang terdiri dari orang tua, seakan-akan saya disejajarkan dengan mereka, kemudian ada seseorang yang bertanya: “Kenapa pemuda ini disejajarkan dalam kelompok kita? Padahal kita juga punya anak yang sebaya dengannya.” Umar menjawab: “Itu pendapat kalian?” pada suatu hari Umar memanggil saya dan saya datang bersama-sama dengan para shahabat, dan saya tahu Umar memanggil saya pada hari itu adalah untuk menunjukkan kelebihan saya kepada mereka. Kemudian Umar berkata: “Apakah pendapat kalian terhadap firman Allah yang berbunyi: idzaa jaa-a nashrullaaHi wal fath?” salah seorang di antara mereka menjawab: “Kami diperintahkan untuk memuji dan memohon ampunan kepada Allah apabila kita mendapat pertolongan dan kemenangan.” Para shahabat lain terdiam, kemudian Umar bertanya kepada saya: “Apakah pendapatmu juga seperti itu wahai Ibnu Abbas?” saya menjawab: “Tidak.” Umar bertanya lagi: “lalu bagaimana pendapatmu?” saya menjawab: “Allah memberitahu kepada Rasulullah saw. bahwa ayat itu merupakan isyarat dekatnya kewafatan beliau. Yaitu firman Allah: idzaa jaa-a nashrullaaHi wal fath (Apabila telah datang pertolongan dan kemenangan dari Allah), itu adalah tanda dekatnya ajalmu wahai Muhammad, maka sucikanlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampunan kepada-Nya karena Dia-lah Zat Yang Maha Penerima Tobat.” Kemudian Umar ra. berkata: “Saya tidak mengetahui kandungan ayat itu melebihi apa yang kamu katakan.” (HR Bukhari)

Dari Aisyah ra. ia berkata: “Sesudah turun ayat: idzaa jaa-a nashrullaaHi wal fath, dalam shalatnya beliau membaca: subhaanaka rabbanaa wa bihamdika allaaHummaghfirlii (Mahasuci Engkau wahai Rabb kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah saya)” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang lain, Aisyah berkata: “Rasulullah saw. sebelum meninggal dunia memperbanyak bacaan: subhaanakallaaHumma rabbanaa wa bihamdika allaaHumaghfirlii di dalam rukuk dan sujudnya, untuk memenuhi perintah al-Qur’an.

Dikatakan di dalam riwayat Muslim: “Rasulullah sebelum meninggal memperbanyak bacaan: subhaanaka wa bihamdika astaghfiruka wa atuubu ilaika (Mahasuci Engkau ya Allah, saya mohon ampun dan bertobat kepada-Mu), kemudian Aisyah bertanya: “Ya Rasulullah apakah pengertian dari bacaanmu?” Beliau menjawab: “Saya diberi tanda tentang umatku, bila saya melihat tanda itu, maka saya membaca kalimat: idzaa jaa-a nashrullaaHi wal fath, sampai akhir surat.

Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan bahwa Rasulullah saw. senantiasa memperbanyak bacaan: subhaanakallaaHi wabihamdiHi astaghfirullaHa wa atuubu ilaiiH. ‘Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah mengapa engkau sekarang memperbanyak bacaan: subhaanakallaaHi wabihamdiHi astaghfirullaHa wa atuubu ilaiiH ?” Beliau menjawab: “Rabb telah memberitahu bahwa bila saya melihat tanda tentang umatku, maka saya memperbanyak bacaan: subhaanakallaaHi wabihamdiHi astaghfirullaHa wa atuubu ilaiiH, dan saya benar-benar telah melihat tanda itu, yaitu dengan turun ayat yang artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”

Dari Anas ra. ia berkata: “Sesungguhnya Allah selalu menyambungkan wahyu kepada Rasulullah saw. terutama menjalang kewafatan beliau, sampai-sampai saat-saat kewafatannya, beliau sering sekali menerima wahyu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Setiap hamba itu akan dibangkitkan dari kuburnya sesuai dengan keadaannya ketika dia mati.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar