Minggu, 20 Oktober 2013

Menghukumi Menurut Dhahirnya

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; Al-Qur’an dan Hadits

Allah berfirman: “Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.” (at-Taubah: 5)

Dari Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melaksanakan, maka terjagalah darah dan harta mereka, kecuali dalam kewajiban Islam. Adapun perhitungan mereka terserah pada Allah Ta’ala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah Thariq bin Asy-yam ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengucapkan ‘laa ilaaHa illallaaH [tidak ada Tuhan kecuali Allah] dan ingkar terhadap yang disembah kecuali Allah, maka haramlah diganggu harta dan darahnya. Adapun perhitungannya terserah pada Allah Ta’ala.” (HR Muslim)

Dari Ma’bad al-Miqdad bin al-Aswad ra. ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw.: “Bagaima pendapatmu seandainya saya bertemu dengan seorang kafir dan kami berperang, kemudian ia memotong salah satu tangan saya, kemudian ia menyembunyikan diri daripadaku dengan berlindung di balik pohon serta berkata: “Saya sekarang masuk Islam karena Allah.” Maka apakah boleh saya membunuhnya setelah ia mengucapkan perkataan itu wahai Rasulallah?” Beliau menjawab: “Janganlah kemu membunuhnya.” Ma’bad bertanya: “Wahai Rasulallah, ia telah memotong salah satu tangan saya, kemudian mengucapkan perkataan itu.” Jawab beliau: “Janganlah kamu membunuhnya, seandainya kamu membunuhnya, maka ia menduduki kedudukanmu sebelum kamu membunuhnya, dan kamu menduduki kedudukannya sebelum ia mengucapkan perkataan yang diucapkannya itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Usamah bin Zaid ra. ia berkata: “Rasulullah saw. mengutus kami ke Huragah di suku Juhainah. Pada suatu pagi kami menyerbu mereka. Saya dan seorang shahabat Anshar, berpapasan dengan salah seorang di antar mereka. Ketika kami telah mengepungnya, ia mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” (Tiada Tuhan selain Alla); shahabat Anshar tadi melepaskannya tetapi saya menikamnya dengan tombak sehingga terbunuh. Ketika kami sampai di Madinah, berita itu telah sampai pada Nabi saw. maka beliau memanggil saya: “Hai Usamah, kenapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH”?” Saya menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia hanya berusaha menyelamatkan diri.” Beliau bersabda: “Kenapa kamu membunuh orang padahal ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH”?” Beliau mengulang-ulang sabdanya itu sehingga perasaan saya ingin andaikan saya baru masuk Islam hari itu.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain dikatakan: Rasulullah saw. bertanya: “Apakah ia telah mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” kemudian kamu membunuhnya?” Saya menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia mengucapkan kalimat itu hanya karena takut pada pedang.” Beliau bertanya: “Apakah sudah kamu belah dadanya, sehingga kamu mengetahui isi hatinya, apakah ia mengucapkan kalimat itu dengan tulus atau tidak?” Beliau mengulang-ulangi pertanyaan itu, sehingga perasaan saya ingin untuk baru masuk Islam pada hari itu.”

Dari Jundub bin Abdullah ra. ia berkata: Rasulullah saw. mengutus suatu pasukan muslimin untuk memerangi pasukan musyrik. Ketika kedua pasukan itu saling berhadapan, ada seorang musyrik yang mendekati seorang muslim dan membunuhnya. Kemudian ada seorang muslim yang mencari lengahnya dan membunuhnya. Dan kami yakin bahwa orang itu adalah Usamah bin Zaid. Ketika Usamah mengangkat pedangnya orang musyrik itu mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH” tetapi kemudian Usamah membunuhnya. Ketika juru kabar sampai di hadapan Rasulullah saw. ia menanyakan dan menceritakan tentang jalannya peperangan, sehingga ia menceritakan tentang bagaimana orang itu bertindak. Setelah itu beliau memanggil Usamah dan bertanya: “Kenapa kamu membunuhnya?” Usamah menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya ia sangat merugikan pasukan muslimin dan ia telah membunuh fulan dan si fulan. Ia membahayakan pasukan kita. Oleh karena itu saya bermaksud untuk menyerangnya. Tetapi ketika melihat pedang, ia mengucapkan “Laa ilaaHa illallaaH.” Rasulullah saw. bertanya: “Kamu terus membunuhnya?” Usamah menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” Usamah berkata: “Wahai Rasulallah, mohonkan ampun untuk diri saya.” Beliau bersabda: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” beliau tidak bersabda apa-apa selain hanya: “Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan “Laa ilaaHa illallaaH” nanti apabila hari kiamat tiba?” (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, ia berkata: “Saya mendengar Umar bin Khaththab ra. berkata: “Sesungguhnya manusia pada masa Rasulullah saw. itu diberi keputusan dengan petunjuk wahyu, dan sekarang wahyu itu telah terhenti. Oleh karena itu, sekarang kami memberi keputusan kepada kalian sesuai dengan perbuatan yang nampak bagi kami. Maka siapa saja yang nampa berbuat baik kepada kami niscaya kami mempercayai dan mendekatinya dan kami tidak perlu mempermasalahkan urusan batin. Allah lah yang memperhitungkan masalah batinnya. Dan siapa saja yang nampak berbuat jahat kepada kami niscaya kami tidak mempercayai dan membenarkannya walaupun ia mengatakan bahwa batinnya (niat)nya baik.” (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar