Sabtu, 19 Oktober 2013

Mengingat Mati

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an-hadits

Firman Allah: “Setiap yang berjiwa akan merakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat akan disempurnakan pahalamu. Siapa saja yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imraan: 185)

Firman Allah: “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dijalaninya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui, di bumi mana ia akan mati.” (Luqman: 34)

Firman Allah: “Tatkala telah datang ajal, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) memajukannya.” (al-A’raaf: 34)

Firman Allah: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?” dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (al-Munafiqun: 9-10)

“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (al-Mu’minuun: 99-100)

“Apabila sangkakala ditiup Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam Keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?” (al-Mu’minuun: 101-105)

“Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui”Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” (al-Mu’minuun: 112-115)

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (al-Hadid: 16)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah memegang bahuku seraya bersabda: “Keberadanmu di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang sedang mengembara.” Selanjutnya Ibnu Umar berkata: “Apabila kamu berada pada waktu sore, janganlah menunggu waktu pagi, dan apabila kamu berada pada waktu pagi, janganlah kamu menunggu waktu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan pergunakan waktu hidupnya untuk menghadapi matimu.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang akan diwasiatkan, sedang ia bermalam sampai dua malam, melainkan wasiat itu telah ditulisnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dikatakan: “Bermalam sampai tiga malam.” Ibnu Umar berkata: “Semenjak mendengar Rasulullah saw. bersabda seperti itu, tidak pernah satu malam pun saya melainkan wasiat sudah saya tulis.”

Dari Anas ra. ia berkata: Nabi saw. menggaris beberapa garis kemudian bersabda: “Ini adalah cita-cita manusia, dan ini adalah ajalnya. Ketika ia sedang berusaha untuk meraih cita-citanya, tiba-tiba datanglah garis yang lebih pendek, yaitu ajalnya.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia bersabda: Nabi saw. membuat gambar empat persegi panjang. Di tengah-tengah ditarik satu garis sampai keluar. Kemudian beliau membuat garis pendek-pendek di sebelah garis yang di tengah-tengah seraya bersabda: “Ini adalah manusia, dan empat persegi panjang yang mengelilinginya adalah ajal. Garis yang keluar ini adalah cita-citanya, serta garis yang pendek-pendek adalah hambatan-hambatannya. Apabila ia dapat menghadapi hambatan yang satu, maka ia akan menghadapi hambatan yang lain. Dan apabila ia dapat mengatasi hambatan yang lain, maka ia akan menghadapi hambatan yang lain lagi.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah kalian beramal sebelum datang tujuh perkara: apa yang kamu tunggu selain kemiskinan yang memperdaya. Atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang memayahkan, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang memutuskan, atau Dajjal yang mana ia adalah sejahat-jahat yang dinantikan, ataukah kiamat yang sangat berat dan menyusahkan.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Perbanyaklah kalian mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR Tirmidzi)

Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata: Apabila sepertiga malam telah berlalu, maka Rasulullah bangun dan bersabda: “Wahai sekalian manusia, ingatlah kepada Allah. Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan pada hari tiupan pertama yang menggoncangkan alam. Tiupan pertama diiringi oleh tiupan yang kedua. Ingatlah, tentang datangnya maut dan segala yang berhubungan dengannya.” Saya bertanya: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya saya hendak memperbanyak bacaan shalawat atas engkau. Berapa banyak waktu yang saya butuhkan untuk itu?” Beliau menjawab: “Sekehendak kamu, jika kamu menambahkan itu lebih baik.” Saya bertanya: “Sepertiga?” Beliau menjawab: “Sekehendak kamu, jika kamu menambahnya itu lebih baik.” Saya bertanya: “Apakah seluruh waktu saya gunakan untuk membaca shalawat buat engkau?” Beliau menjawab: “Kalau demikian, kamu akan dihindarkan dari segala kerisauan hatimu dan akan diampunilah dosamu.” (HR Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar