Senin, 21 Oktober 2013

Menjunjung Kehormatan Umat Islam

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits-hadits tentang Persaudaraan & Kehormatan Muslim

Allah berfirman: “Dan siapa saja yang mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabb-nya.” (al-Hajj: 30)

Allah berfirman: “Dan siapa saja yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (al-Hajj: 32)

Allah berfirman: “Dan merendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (al-Hijr: 88)

Allah berfirman: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya…” (al-Maaidah: 32)

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Orang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu bagian dengan bagian yang lain saling mengokohkan.” Sambil memperagakan dengan menyusupkan jari-jemarinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Musa ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang berjalan di masjid dan pasar sedangkan ia membawa anak panah, hendaklah ia menyembunyikan atau memegang ujungnya agar jangan sampai mengenai (mengganggu) seseorang di antara umat Islam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Nu’man bin Basyir ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang yang beriman yang saling mencintai dan saling menyayangi serta saling mengasihi bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota menderita sakit, maka yang lain ikut merasakan hingga tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. mencium cucunya al-Hasan bin Ali. Waktu itu al-Aqra’ berada di hadapan beliau, kemudian al-Aqra’ berkata: “Wahai Rasulullah, saya mempunyai sepuluh orang anak, dan belum pernah kucium seorangpun.” Rasulullah menoleh kepada al-Aqra’ seraya bersabda: “Siapa saja yang tidak mau mengasihi, maka tidak akan dikasihi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Beberapa orang Badui datang menghadap Rasulullah saw. sebagian bertanya kepada yang lain: “Apakah kamu biasa mencium anak-anak?” Sebagian menjawab: “Ya.” Dan yang lain ada yang menjawab: “Demi Allah, kami tidak pernah menciumnya.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Bagaimana jika Allah mencabut rasa kasih sayang dari kalian?” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jarir bin Abdullah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang tidak mengasihi sesama manusia, maka Allah tidak akan mengasihinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu menjadi imam shalat bagi orang banyak hendaknya ia memperingan (mempercepat)nya, karena di antara mereka ada yang lemah, ada yang sakit dan ada pula yang sudah lanjut usia. Apabila ia shalat sendirian, perpanjanglah sesuai kemampuannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Karena di antaranya ada yang mempunyai keperluan lain.”

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: “Apabila Rasulullah saw. meninggalkan amal yang beliau sukai, hal itu dikarenakan beliau khawatir jika umat Islam menganggap bahwa amal itu diwajibkan atas mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Nabi saw. melarang umat Islam puasa wishal (bersambung siang malam), dikarenakan rasa sayang terhadap mereka. Para shahabat berkata: “Sesungguhnya engkau berpuasa wishal.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya keadaanku lain dengan keadaanmu. Aku selalu diberi makan dan minum oleh Rabb-ku.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya: “Aku diberi kekuatan oleh Allah sebagaimana kekuatannya orang yang makan dan minum.”

Dari Abu Qatadah al-Harits bin Rabiiy ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ketika saya sedang shalat dan hendak memperpanjangnya, tiba-tiba mendengar tangisan anak kecil, maka kusegerakan shalat karena tidak ingin merepotkan ibunya.” (HR Bukhari)

Dari Jundub bin Abdullah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mengerjakan salat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, jangan sampai Allah meminta jaminan sedikitpun. Dan siapa saja yang dituntut jaminan-Nya, maka Allah akan menemukan, kemudian menjerumuskannya ke dalam api neraka.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesama muslim itu bersaudara. Karena itu jangan menganiaya dan mendiamkannya. Siapa saja yang memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang melapangkan satu kesulitan terhadap sesama muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan di hari kiamat. Dan siapa saja yang menutupi kejelekan orang lain maka Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesama muslim, jangan mengkhianati, mendustai dan membiarkannya. Sesama muslim haram mengganggu kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu ada di sini (sambil menunjuk dadanya). Seseorang cukup dianggap jahat apabila ia menghina saudaranya yang muslim.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian saling dengki, saling menipu dan saling membelakangi, dan jangan menjual atas penjualan orang lain, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Sesama muslim bersaudara. Oleh karena itu, jangan menganiaya, membiarkan dan menghinanya. Takwa itu ada di sini (sambil menunjuk dadanya, beliau mengucapkan tiga kali). Seseorang cukup dianggap jahat, apabila ia menghina saudaranya yang muslim.” (HR Muslim)

Dari Anas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidaklah dianggap sempurna iman seseorang, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tolonglah saudaramu yang berbuat aniaya dan yang teraniaya.” Kemudian ada yang bertanya: “Wahai Rasulallah, saya menolongnya jika ia teraniaya. Lalu bagaimana saya menolongnya jika ia berbuat aniaya?” Beliau menjawab: “Kamu mencegah atau kamu melarang dia dari berbuat aniaya, demikian itu cara menolongnya.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima, yaitu membalas salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangannya dan menjawab apabila ia bersin.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dikatakan: Rasulullah saw. bersabda: “Hak seorang muslimm terhadap muslim yang lain ada enam, yaitu: Apabila bertemu, ucapkan salam. Apabila ia mengundangmu, penuhilah undangannya. Apabila ia meminta nasehat, nasehatilah dia. Apabila ia bersin kemudian membaca “alhamdulillaaH” maka jawablah (dengan ucapan “yarhamukallaaH” [semoga Allah mengasihimu]). Apabila ia sakit, jenguklah dan apabila ia meninggal iringilah jenazahnya.” (HR Muslim)

Dari Abu ‘Umarah al-Barra’ bin ‘Azib ra. ia berkata: Rasulullah saw. menyuruh dan melarang kami, dalam tujuh hal. Yaitu, beliau menyuruh kami untuk menjenguk orang yang sakit, mengiring jenazah, menjawab orang yang bersin ketika mengucapkan alhamdulillaaH, menepati sumpah, menolong orang yang teraniaya, mendatangi undangan, dan menyebarluaskan salam. Kemudian beliau melarang kami dari memakai cincin emas, minum dari bejana perak, memuji-muji keledai, bersikap keras, mengenakan kain sutera baik sutera tipis maupun yang tebal.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: “Dan menanyakan barang yang hilang.” Sebagai tambahan tujuh yang pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar