Kamis, 17 Oktober 2013

Perintah Menjaga Shalat Fardlu

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Allah berfirman: “Peliharalah semua shalat[mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa.” (al-Baqarah: 138)

Allah berfirman: “Jika mereka bertobat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.” (at-Taubah: 5)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw.: “Amal perbuatan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya.” Saya bertanya: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Saya bertanya lagi: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Jihad [berjuang] di jalan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Islam itu didirikan atas lima sendi. Yaitu menyaksikan bahwa tidak ada tuhan selain Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadlan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia , sampai mereka bersaksi bahwa tida ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mereka mendirikan shalat dan memberikan zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian, maka terpeliharalah darah mereka, kecuali dengan hak Islam, sedangkan perhitungan amal mereka adalah pada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Mu’adz ra. ia berkata: Rasulullah saw. mengutus saya ke Yaman dan bersabda: “Sungguh engkau akan mendatangi suatu kaum dari ahli kitab. Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kalau mereka telah menaati, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah Ta’ala mewajibkan kepada mereka sedekah [zakat] yang dipungut dari orang-orang kaya kemudian diberikan kepada orang-orang miskin. Apabila mereka telah menaati, maka peliharalah kehormatan dan harta mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang teraniaya, karena tidak ada tirai [penghalang] antara doa itu dengan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jubair ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR Muslim)

Dari Buraidah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ikatan janji di antara kami [umat Islam] dengan mereka [orang-orang kafir] adalah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia telah kafir.” (HR Turmudzi)

Dari Syaqiq bin Abdullah seorang ulama tabi’in yang telah disepakati memiliki kelebihan rahimahullah berkata: “Para shahabat Nabi Muhammad saw. tidak ada yang berpendapat tentang suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan menjadi kafir kecuali shalat.” (HR Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan yang pertama kali dihisab pada seseorang nanti di hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya bagus, maka berbahagia dan beruntunglah dia, tetapi apabila shalatnya rusak maka menyesal dan merugilah ia. Apabila di dalam shalat fardlunya terdapat suatu kekurangan, maka Rabb Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku ini mengerjakan shalat sunnah sehingga kekurangan shalat fardlunya dapat disempurnakan dengannya.’ Kemudian setelah shalat itu dihisab barulah amal-amal perbuatan yang lainnya dihisab.” (HR Turmudzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar