Senin, 21 Oktober 2013

Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar (2)

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadit-hadits tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. melihat cincin emas yang dipakai oleh seseorang, kemudian beliau melepas dan membuangnya seraya bersabda: “Salah seorang di antara kalian sengaja mengambil bara api dan meletakkannya di tangan.” Setelah Rasulullah saw. pergi ada seseorang yang berkata kepadanya: “Ambillah cincinmu dan manfaatkanlah.” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah saya tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena Rasulullah saw. telah membuangnya.” (HR Muslim)

Dari Abu Sa’id al-Hasan al-Bashriy, ia berkata: ‘Aidz bin ‘Amr ra. datang ke rumah ‘Ubaidillah bin Ziyad kemudian ia berkata: Hai anakku, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Sejahat-jahat pemimpin adalah pemimpin yang kejam, maka janganlah kamu termasuk golongan mereka.” Kemudian ‘Ubaidillah berkata kepadanya: “Duduklah, sesungguhnya kamu hanyalah shahabat Muhammad yang terbuang.” Iapun bertanya: “Apakah ada di antara shahabat-shahabat beliau yang terbuang? Sesungguhnya yang terbuang adalah mereka yang hidup sesudah para shahabat dan orang-orang yang bukan shahabat.” (HR Muslim)

Dari Hudzaifah ra. dari Nabi saw. beliau berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya, seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan yang munkar. Jika tidak, sungguh Allah akan menurunkan siksa kepad kalian, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, tetapi Ia tidak mengabulkan doamu.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Paling utamanya jihad adalah mengatakan keadilan di hadapan penguasa yang menyeleweng.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Dari Abu Abdullah Thariq bin Syihab al-Bajaliy al-Ahmasiy ra. ia berkata: Sesungguhnya ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. padahal ia sudah meletakkan kakinya di atas pelana: “Wahai Rasulallah, jihad apa yang paling utama?” Beliau menjawab: “Mengatakan kebenaran pada penguasa yang menyeleweng.” (HR an-Nasa-i)

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Penyebab pertama terjadinya kerusakan pada Bani Israil yaitu, apabila seseorang bertemu dengan kawannya berbuat sesuatu yang dilarang Allah, ia berkata: “Hai kawanku, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah apa yang kamu lakukan itu.” Akan tetapi keesokan harinya, ia bertemu kembali, dan kawannya sedang melakukan perbuatan itu lagi, tetapi ia tidak mengingatkan bahkan menemaninya untuk makan, minum dan duduk-duduk.

Jika mereka telah berbuat demikian, maka Allah mengunci hati masing-masing dari mereka. Rasulullah pun kemudian membacakan ayat al-Qur’an yang artinya: “Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (al-Maaidah: 78-81)

Kemudian beliau bersabda pula: “Janganlah kalian seperti mereka. Demi Allah, kalian harus selalu mengajak untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan munkar, cegahlah orang yang berbuat aniaya dan kembalikanlah ia ke jalan yang benar serta batasilah diri dalam mengajak kepada kebenaran. Tidak. Allah pasti akan mengunci hati kalian, kemudian Allah akan mengutuk kalian sebagaimana bani Israil.” (HR Daud dan Tirmidzi)

Hadits di atas adalah menurut lafalnya Abu Daud, adapun menurut lafal yang disampaikan Tirmidzi: Rasulullah saw. menceritakan tentang keadaan Bani Israil, yaitu: “Ketika orang-orang Bani Israil tenggelam dalam kemaksiatan, maka ulama-ulama mereka memperingatkannya, namun mereka tidak mau berhenti. Akhirnya para ulama itu ikut serta dalam majelis mereka, makan dan minum yang dilarang Allah. Maka Allah swt. menutup hati mereka melalui lisan Daud dan Nabi Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan karena mereka durhaka dan senantiasa melampaui batas.” Rasulullah yang tadinya bersandar kemudian duduk seraya bersabda: “Janganlah kalian berbuat demikian, demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian luruskan mereka ke jalan yang benar.”

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra. ia berkata: Wahai manusia, hendaknya kalian membaca ayat ini: yaa ayyuHalladziina aamanuu ‘alaikum anfusakum laa yadlurrukum man dlalla idzaHtadaitum (“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiada orang yang sesat itu akan memberi mudlarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.”) dan sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan tersebut.” (HR Abu Daud, Tirmidzi dan an-Nasa-i)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar