Selasa, 29 Oktober 2013

Berharap Kepada Allah (2)


Riyadhush shalihin; Imam nawawi; al-Qur’an-Hadits

Dari ‘Itban bin Malik ra. salah seorang yang mengikuti perang Badar, ia berkata: “Saya biasa menjadi imam bai kaumku, Bani Salim. Antara tempatku dengan tempat mereka terdapat sebuah lembah. Apabila turun hujan, saya kesulitan mendatangi masjid mereka. Maka saya menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “Sesungguhnya penglihatanku sudah berkurang, dan lembah antara tempat tinggal saya dengan tempat mereka banjir apabila turun hujan. Sehingga saya kesulitan untuk mendatangi tempat itu. Oleh karena itu sudilah kiranya engkau datang ke rumah saya, dan rumah itu akan saya jadikan mushalla.” Rasulullah bersabda: “Baiklah.” Keesokan harinya, ketika cuaca tidak begitu panas Rasulullah dan Abu Bakar ra. datang ke tempat saya. Rasulullah minta izin untuk masuk, dan saya memperlilakannya, tetapi beliau tidak langsung duduk, dan bertanya: “Bagian manakah yang kamu inginkan agar aku shalat di rumahmu?” saya menunjukkan tempatnya, kemudian Rasulullah saw. berdiri dan bertakbir. Kami mengikuti beliau shalat dua rakaat kemudian salam, dan kamipun mengucapkan salam ketika beliau mengucapkannya. Kemudian saya mempersilakan beliau untuk menikmati hidangan bubur dari tepung gandum yang saya sediakan.
Para tetangga mendengar bahwa Rasulullah berada di rumah saya, maka berbondong-bondonglah mereka memenuhi rumah saya. Lalu salah seorang berkata: “Apa yang dikerjakan oleh Malik, saya tidak tahu.” Lantas ada orang yang berkata: “ lantas ada orang yang berkata: “Dia adalah orang munafik yang tidak cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah bersabda: “Kamu jangan berkata seperti itu, apakah kamu tidak tahu bahwa ia mengucapkan: laa ilaaHa illallaaH (Tidak ada Tuhan selain Allah), dengan itu mengharapkan keridlaan Allah Ta’ala?” Ia menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Adapun kami, demi Allah tidak mengetahui kecintaan dan pembicaraannya melainkan lebih condong kepada orang-orang munafik.” Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka kepada orang yang mengucapkan: laa ilaaHa illallaaH Muhammadar rasuulullaaH (Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah) dengan tujuan untuk mencari ridla Allah). (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Umar bin al-Khaththab ra. ia berkata: Beberapa orang tawanan di hadapkan kepada Rasulullah saw. tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya. Setiap ia melihat anak kecil dalam rombongan tawanan itu diangkatnya dan disusuinya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Apakah kamu berpendapat bahwa wanita itu akan melemparkan anaknya ke dalam api?” Kami menjawab:”Demi Allah, tidak.” Beliau bersabda: “Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan itu kepada anaknya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tatkala Allah menciptakan makhluk, Ia menulis pada suatu kitab. Kitab itu berada di sisinya di atas ‘Arasy, bertuliskan: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Allah menjadikan rahmat itu seratus bagian. Sembilan puluh sembilan ditahan di sisi-Nya, satu bagian Ia turunkan ke bumi. Dari satu bagian itulah semua makhluk saling menyayangi sampai binatang itu mengangkat kakinya, karena khawatir menginjak anaknya.”
Dalam riwayat lain dikatakan: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai seratus rahmat dan Ia menurunkan satu di antara seratus rahmat itu untuk jin, manusia, binatang dan serangga. Dengan satu rahmat itulah mereka saling menyayangi dan dengan satu rahmat itulah binatang buas mempunyai rasa kasih sayang terhadap anaknya. Adapun rahmat yang sembilan puluh sembilan, Allah menyimpannya untuk diberikn pada hari kiamat, sebagai rasa sayang terhadap hamba-hamba-Nya. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits riwayat Muslim dari Salman al-Farisi ra. Ia berkata: RAsulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai rahmat seratus, satu diantaranya rahmat yang menjadikan makhluk itu saling menyayangi. Dan yang Sembilan puluh Sembilan, diturunkan pada hari kiamat.”
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi, Ia menciptakan pula seratus rahmat. Masing-masing rahmat memenuhi langit dan bumi. Satu di antaranya sebagai rahmat di muka bumi. Dengan satu rahmat itulah seorang ibu mempunyai rasa sayang terhadap anaknya, demikian pula binatang dan burung, mereka saling menyayangi. Apabila hari kiamat tiba, maka disempurnakanlah rahmat itu.”

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan wahyu yang diterima dari Tuhannya Yang Maha Pemberi Berkah lagi Mahaluhur, beliau bersabda: “Seorang hamba berdosa, kemudian ia berdoa: ‘Ya Allah ampunilah dosaku.’ Maka Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Mahaluhur berfirman: ‘Hamba-Ku berbuat dosa kemudian ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan akan menuntut dosanya.’”
Kemudian ia melakukan dosa lagi dan berdoa: ‘Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.’ Maka Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Maha Luhur berfirman: ‘Hamba-Ku berbuat dosa kemudian ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan akan menuntut dosanya.’ Kemudian ia melakukan dosa lagi dan berdoa: ‘Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.’ Maka Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Maha Luhur berfirman: ‘Hamba-Ku berbuat dosa kemudian ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan akan menuntut dosanya. Aku benar-benar memberi ampunan kepada hamba-Ku, maka hendaklah ia berbuat menurut apa yang dikehendakinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, andaikan kalian tidak berdosa, Allah pasti akan memusnahkan kalian dan mendatangkan kaum yang berdosa kemudian mereka memohon ampunan kepada Allah, maka Allah pun mengampuni dosa mereka.” (HR Muslim)

Dari Abu Ayyub al-Anshariy ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Andaikan kalian tidak berbuat dosa, Allah pasti menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampunan maka Allah pun mengampuni dosa mereka.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar