Sabtu, 19 Oktober 2013

Keutamaan Malu

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; hadits

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Rasulullah saw. melewati seorang Anshar yang sedang memberi nasehat kepada saudaranya karena pemalu, lalu beliau saw. bersabda: “Biarkan, ia pemalu. Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Imran bin Hushain ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Perasaan malu selalu mendatangkan kebaikan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim dikatakan: “Setiap perasaan malu mengandung kebaikan.”

Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Cabang iman ada enam puluh lebih, atau tujuh puluh lebih. Yang paling utama adalah ucapan: laa ilaaHa illallaaH (tiada Tuhan selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Sedangkan malu adalah bagian dari iman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id al-Khudriy ra. ia berkata: “Rasulullah saw. sangat pemalu, melebihi seorang gadis yang dipingit. Ketika melihat sesuatu yang tidak beliau sukai, kami dapat mengetahui melalui raut wajahnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Para ulama berpendapat: “Hakekat malu adalah budi pekerti yang mengajak agar meninggalkan kejelekan dan mencegah dari mengurangi hak orang lain.”
Dalam riwayat Abul Qasim al Junaid ra. ia berkata: “Malu adalah memandang kebaikan dan melihat kekurangan diri sendiri. Dari kedua pandangan itu, lahirlah perasaan yang dinamakan malu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar