Jumat, 18 Oktober 2013

Larangan Minta Jabatan

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Firman Allah: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Qashash: 83)

Dari Abu Sa’id Abdurrahman bin Samurah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan. Apabila kamu diberi dan tidak memintanya, kamu akan mendapat pertolongan Allah dalam melaksanakannya. Dan jika kamu diberi jabatan karena memintanya, jabatan itu diserahkan sepenuhnya. Apabila kamu bersumpah terhadap suatu perbuatan, kemudian kamu melihat ada perbuatan lain yang lebih baik, maka kerjakanlah perbuatan yang lebih baik itu dan tebuslah sumpahmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzar ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya aku melihatmu seorang yang lemah, dan aku mencinta kamu sebagaimana aku mencintai diriku. Janganlah kamu menjadi pejabat, walaupun terhadap dua orang, dan janganlah kamu mengelola harta anak yatim.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzar ra. ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw.: “Mengapa engkau tidak memberi jabatan kepada saya?” Maka beliau menepuk bahu saya, kemudian bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu seorang yang lemah, sedangkan jabatan adalah suatu kepercayaan, yang pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan. Kecuali bagi pejabat yang dapat memanfaatkan hak dan menunaikan kewajiban sebaik-baiknya.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kalian berambisi memegang suatu jabatan, tetapi pada hari kiamat jabatan itu menjadi penyesalan.” (HR Bukhari)

Allah berfirman: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (az-Zukhruf: 67)

Dari Abu Said dan Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Allah tidak mengutus seorang nabi dan khalifah yang menggantikannya, melainkan ada dua orang yang sangat dekat dengannya, yang satu menganjurkan agar selalu berbuat baik, dan yang lain menganjurkan untuk selalu berbuat kejahatan. Dan orang yang maksum adalah yang dijaga oleh Allah.” (HR Bukhari)

Dari Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seorang penguasa, Allah menjadikan baginya pembantu yang jujur sebagai pembimbing ketika ia khilaf dan membantunya ketika ingat. Dan jika Allah menghendaki lain, Allah jadikan baginya pembantu yang jahat. Apabila penguasa itu lupa, ia tidak mengingatkannya dan apabila penguasa itu ingat, ia tidak mau membantunya.” (HR Abu Daud)

Dari Abu Musa al-Asy’ariy ra. ia berkata: Bersama dua orang saudara sepupu, saya mendatangi Rasulullah saw. kemudian salah satu di antara keduanya berkata: “Wahai Rasulallah, berilah kami jabatan pada sebagian dari yang telah Allah ‘Azza wa Jalla kuasakan terhadapmu.” Dan yang lain juga berkata begitu. Lalu beliau bersabda: “Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pejabat karena memintanya, atau berambisi dengan jabatan itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar