Kamis, 24 Oktober 2013

Muraqabah (Menjaga Diri)


Riyadhush Shalihin; Hadits-hadits tentang Muraqabah

Allah berfirman: “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (asy-Syu’ara: 218-219)

Allah berfirman: “Allah senantiasa bersama kamu sekalian dimanapun kamu berada.” (al-Hadid: 4)

Allah berfirman: “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Ali ‘Imraan: 5)

Allah berfirman: “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi oleh hati.” (al-Mu’min: 19)

Allah berfirman: “Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengawasi.” (al-Fajr: 14)

Dari Umar bin al-Khaththab ra, ia berkata: “Ketika kami sedang duduk didekat Rasulullah saw. tiba-tiba muncul seorang lelaki berpakaian putih, berambut hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Ia duduk menghadap beliau saw. lalu menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi, seraya berkata: “Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah menjawab: “Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika memenuhi syaratnya.” Ia berkata: “Engkau benar.” Kami keheranan karenanya, dia bertanya tetapi membenarkannya. Lebih lanjut ia berkata: “Sekarang terangkanlah kepadaku tentang iman.” Rasulullah saw. menjawab: “Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari akhir, serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya taqdir.” Ia berkata: “Engkau benar. Selanjutnya terangkan kepadaku tentang ihsan.” Rasulullah saw. menjawab: “Yaitu hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Ketahuilah, bahwa Dia selalu melihatmu.” Orang itu kembali bertanya: “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya hari kiamat.” Rasulullah saw. menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada yang ditanya.” Orang itu berkata lagi: “Kalau begitu beritahukan tanda-tanda (terjadinya) hari kiamat.” Rasulullah saw. menjawab: “Yaitu apabila budak perempuan melahirkan bayi perempuan yang akan menjadi majikannya dan engkau akan melihat orang yang asalnya tidak bersandal, telanjang, papa, penggembala kambing, menjadi orang-orang yang saling berlomba meninggikan bangunan rumahnya.” Kemudian orang itu berlalu. Kami terdiam beberapa saat. Lalu Rasulullah bertanya: “Hai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Umar menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah saw. memberitahukan: “Dia adalah Jibril. Ia datang untuk mengajari kalian tentang agama Islam.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Kali tertentu saya berada di belakang Nabi saw. kemudian beliau bersabda: “Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, yaitu: ‘Jagalah (perintah) Allah, niscaya Dia akan menjaga dirimu. Jagalah (larangan) Allah niscaya dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah kepadamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu.” (HR Tirmidzi)

Dalam riwayat selain Tirmidzi dikatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan menemui-Nya di hadapanmu. Hendaklah engkau mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingatmu di waktu susahmu. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu diserta kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan, dan kesudahan kesulitan pasti ada kemudahan.”

Dari Anas ra, ia berkata: “Sesungguhnya kalian sekarang melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat mudah, padahal pada masa Rasulullah saw. perbuatan-perbuatan semacam itu kami anggap termasuk hal-hal yang merusak agama.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala cemburu; dan kecemburuan Allah Ta’ala yaitu, apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, ia mendengar Nabi saw. bersabda: “Ada tiga orang bani Israil yang mempunyai penyakit belang, botak dan buta. Kemudian Allah hendak menguji mereka, maka Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu datang kepada si belang dan berkata: “Apakah yang paling engkau inginkan?” si belang menjawab: “Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang penyakitku yang menjadikan orang-orang jijik melihatku. Malaikat itu kemudian mengusap si belang, kemudian hilanglah penyakit yang menjijikkannya, ia juga diberi paras yang tampan dan kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi: “Harta apakah yang paling kamu senangi?” si belang menjawab: “Unta.” Ada yang mengatakan “Sapi.” Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting sepuluh bulan, dan malaikat tadi berkata: “Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima.”
Kemudian malaikat mendatangi si botak, dan bertanya: “Apakah yang paling engkau inginkan?” si botak menjawab: “Rambut yang rapi dan hilangnya penyakitku, yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku.” Malaikat itu lalu mengusap si botak dan hilanglah penyakitnya, serta tumbuhlah rambut yang rapi. Malaikat itu bertanya lagi: “Harta apakah yang paling engkau senangi?” si botak menjawab: “Sapi.” Malaikatpun memberinya sapi yang sedang bunting. Dan ia berkata: “Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima.”
Selanjutnya malaikat itu mendatangi si buta dan bertanya: “Apakah yang paling kamu inginkan?” si buta menjawab: “Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang.” Malaikat itu lantas mengusap si buta dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi: “Harta apakah yang paling engkau senangi?” si buta menjawab: “Kambing.” Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.
Selang beberapa tahun, unta, sapi dan kambing berkembang biak yang akhirnya unta itu memenuhi suatu lapangan, demikian pula sapi dan kambing. Kemudian malaikat tadi datang kepada si belang yang menyerupai orang yang berpenyakit belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata: “Saya adalah orang miskin, yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberikan pertolongan kepada saya kecuali Allah, saya harap engkau mau memberikan pertolongan. Saya benar-benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta harta kekayaan, dan saya minta seekor unta untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.” Si belang berkata: “Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak, saya tidak bisa membekali apa-apa.” Malaikat itu berkata: “Kalau tidak salah saya kenal dengan kamu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa jijik kepadamu. Bukankah kamu dulu orang miskin kemudian Allah memberi rahmat kepadamu?” si belang berkata: “Harta kekayaan ini adalah dari nenek moyang.” Malaikat itu berkata: “Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.” Kemudian malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak, dan berkata seperti yang dikatakan kepada si Belang. Si botak juga menjawab seperti jawaban si belang. Kemudian malaikat itu berkata: “Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti semula.” Malaikat tadi terus ke tempat si buta dengan menyerupai orang yang buta seperti keadaan si buta waktu itu, dan berkata: “Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan dan sampai hari ini tidak ada yang mau memberikan pertolongan kepada saya kecuali Allah, saya berharap mudah-mudahan kamu mau memberikan pertolongan. Saya benar-benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut yang telah mengembalikan penglihatanmu, dan saya minta satu ekor kambing untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.” Si buta berkata: “Saya dahulu adalah orang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Agung.” Malaikat itu berkata: “Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji dan Allah benar-benar ridla kepadamu dan Allah telah memurkai kedua temanmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Orang yang cerdik adalah orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedangkan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya tetapi ia mengharapkan berbagai harapan kepada Allah.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Termasuk kesempurnaan Islam seseorang, apabila ia meninggalkan yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” (HR Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar