Kamis, 24 Oktober 2013

Sabar (1)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi, hadits-hadits tentang Sabar

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (Ali Imraan: 200)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah: 155)

“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: innaa lillaahi wa innaa ilaiHi raaji-‘uun.” (al-Baqarah: 156)

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (az-Zummar: 10)

“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (asy-Syuura: 43)

“jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah: 153)

Allah Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu.” (Muhammad: 31)

Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy’ariy ra. Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Suci adalah sebagian dari iman, membaca Alhamdulillah dapat memenuhi timbangan, subhaanallah dan alhamdulillaah itu dapat memenuhi semua yang ada di antara langit dan bumi, shalat itu adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman, sabar itu adalah pelita dan al-Qur’an untuk berhujah (berargumentasi) terhadap yang kamu sukai ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada juga yang membinasakan dirinya.” (HR Muslim)

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudriy ra. Ia berkata: Ada beberapa shahabat anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. maka beliau memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau. Ketika beliau memberikan semua yang ada di tangannya, beliau bersabda kepada mereka: “Semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada kalian. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Serta siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sangat menakjubkan bagi orang mukmin, apabila segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi bagi seseorang yang beriman kecuali apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya.” (HR Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: “Ketika Nabi saw. menderita sakit keras, Fatimah ra. mengeluh: “Aduh, ayah sakit keras.” Kemudian beliau bersabda: “Ayahmu tidak akan menderita lagi setelah hari ini.” Ketika beliau wafat, Fatimah berkata: “Wahai ayahku, engkau telah memenuhi panggilan Rabb. Wahai ayahku, surga firdauslah tempat kembalimu. Wahai ayahku, kepada Jibril kami memberitakan wafatmu.” Ketika beliau telah dikubur, Fatimah ra. berkata: “Apakah kalian menyukai untuk menaburkan tanah di atas makam Rasulullah saw.?” (HR Bukhari)

Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah, (dia pelayan, kekasih dan anak kekasih Rasulullah saw.) ia berkata: salah seorang putri Nabi saw. mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau bahwa anaknya sedang sakaratul maut, maka kami diminta untuk datang, kemudian beliau hanya mengirimkan salam seraya bersabda: “Sungguh menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi dan segala sesuatunya telah ditentukan di sisi Allah, maka hendaklahkamu sabar dan mohonlah pahala kepada Allah.” Kemudian orang itu disuruhnya kembali, menghadap Nabi saw. seraya meminta yang disertai dengan sumpah agar beliau berkenan hadir. Maka pergilah beliau beserta Sa’ad bin Ubadah, Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa shahabat lain. Maka diberikan anak yang sakit itu kepada Rasulullah saw. dan didudukkan di pangkuan beliau, sedangkan nafasnya tersengal-sengal, maka meneteslah air mata beliau, kemudia Sa’ad bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau meneteskan air mata?” beliau menjawab: “Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah Ta’ala ke dalam hati hamba-hamba-Nya.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Ke dalam hati hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang mempunyai rasa sayang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar