Kamis, 24 Oktober 2013

Sabar (3)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi, hadits-hadits tentang Sabar

Dari Aisyah ra. ia bertanya kepada Rasulullah saw. tentang wabah penyakit yang tersebar di seluruh negeri, kemudian beliau memberitahu, bahwa wabah itu merupakan siksaan yang ditimpakan oleh Allah Ta’ala kepada siapa saja yang dikehendakinya, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman, maka seorang yang tetap tinggal pada suatu daerah yang kejangkitan wabah dan ia sabar serta hanya memohon kepada Allah kemudian sadar bahwa ia tidak akan tertimpa wabah kecuali Allah akan menakdirkannya, maka ia akan mendapat pahala seperti pahalanya orang yang mati syahid.” (HR Bukhari)

Dari Anas ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Apabila Aku menguji seorang hamba-Ku dengan membutakan pada kedua matanya kemudian ia sabar, maka Aku akan menggantikannya dengan surga.” (HR Bukhari)

Dari Atha’ bin Abu Ribah, ia berkata: Ibnu Abbas ra. berkata kepadaku: “Maukah saya tunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli surga?” saya menjawab: “Tentu saja saya mau.” Ia berkata: “Adalah wanita berkulit hitam yang pernah datang kepada Nabi saw. waktu itu ia berkata: ”Sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan, dan aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu memohonlah kepada Allah agar penyakit ayan saya sembuh.” Beliau bersabda: “Apabila kamu mau sabar maka kamu akan masuk surga, dan apabila kamu tetap meminta maka saya pun akan berdoa kepada Allah agar engkau sembuh dari penyakitmu.” Wanita itu menjawab: “Kalau begitu saya akan bersabar.” Kemudian wanita itu berkata lagi: “Sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya, oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka.” Maka Nabi pun berdoa untuknya agar auratnya tidak terbuka.” (HR Bukhari dan muslim)

Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Mas’ud ra. ia berkata: “Seakan-akan saya masih melihat Rasulullah saw. sewaktu menceritakan salah seorang dari para Nabi ketika dipukuli kaumnya sehingga berlumuran darah, dan ia mengusap darah dari mukanya sambil berdoa: “Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. ia berkata: “Seorang muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun keduka citaan, sampai yang tertusuk duripun niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ia berkata: “Saya masuk ke tempat Nabi saw. waktu itu beliau sedang sakit panas. Kemudian saya berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar menderita sakit yang sangat panas.” Beliau memberitahukan: “Benar. Sakit panas yang saya derita ini dua kali lipat lebih panas dari yang biasa diderita kalian.” Saya bertanya: “Kalau begitu engkau mendapat pahala dua kali lipat?” Beliau menjawab: “Benar. Memang demikian keadaannya.” Seorang muslim yang tertimpa suatu kesakitan, baik itu tertusuk duri maupun lebih dari itu, niscaya Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya dan menghapus dosa-dosanya sebagaimana daun-daun yang berguguran dari pohon.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka diberikan cobaan kepadanya.” (HR Bukhari)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kamu sekalian menginginkan mati karena tertimpa kesulitan. Seandainya terpaksa harus berbuat demikian, maka ucapkanlah: ‘Ya Allah, biarkanlah saya hidup apabila hidup lebih baik bagiku, dan matilah saya apabila mati itu lebih baik bagiku.’” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Abdillah Khabbab bin Arati, ia berkata: Kami mengadu kepada Rasulullah saw. Saat itu beliau sedang berbantalkan sorbannya di bawah lindungan Ka’bah. Kami bertanya: “Apakah engkau tidak memintakan pertolongan buat kami? Apakah engkau tidak mendoakan kami?” Beliau menjawab: “Orang-orang sebelum kalian, ada yang ditanam hidup-hidup, digergaji dari atas kepalanya sehingga tubuhnya terbelah dua dan ada pula seseorang yang disisir dengan sisir besi sehingga mengenai daging kepalanya, yang demikian itu tidak menggoyahkan agama mereka. Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam ini hingga merata di Shan’a sampai ke Hadramaut dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan kepada Allah, melebihi takutnya kambing terhadap serigala. Tetapi kalian sangat tergesa-gesa.” (HR Bukhari)

Dalam suatu riwayat disebutkan: “Beliau sedang berbantalkan sorbannya sedangkan kami baru saja bertemu dengan orang-orang musyrik yang menyiksa kami dengan siksaan yang sangat berat.”

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: “Setelah perang Hunain Rasulullah saw. mendahulukan orang-orang yang terkemuka di dalam membagi harta rampasan perang. Beliau memberikan masing-masing seratus unta kepada al-Aqra’ bin Habis dan kepada ‘Uyainah bin Hishn. Dalam pembagian rampasan perang pada hari itu, yang didahulukan beliau beberapa pemuka Arab. Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah sesungguhnya pembagian rampasan perang ini tidak adil dan nampaknya semata-mata bukan karena Allah.” Maka saya berkata: “Demi Allah, saya benar-benar akan menyampaikan hal ini kepada Rasulullah saw.” kemudian saya datang kepada beliau dan menceritakan apa yang dikatakan oleh orang laki-laki tadi. Tiba-tiba berubahlah wajah beliau bagaikan kesumba merah, kemudian bersabda: “Siapakah yang adil bila Allah dan Rasul-Nya dianggap tidak adil?” beliau bersabda lagi: “Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada Nabi Musa karena beliau telah disakiti hatinya melebihi diriku, tetapi beliau tetap sabar.” Saya berkata: “Tidak apa-apa, saya tidak menyampaikan berita semacam itu lagi kepada beliau sesudah peristiwa itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi orang yang baik, maka Ia menyegerakan siksaannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi jahat, maka Ia menangguhkan balasan dosanya sehingga Allah akan menuntutnya pada hari kiamat.” ()

Tidak ada komentar:

Posting Komentar