Sabtu, 19 Oktober 2013

Santun dan Sabar

Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an – Hadits

Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imraan: 134)

Allah berfirman: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (al-A’raaf: 199)

Allah berfirman: “Dan kebajikan itu tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat: 34-35)

Allah Ta’ala berfirman: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (asy-Syura: 43)

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepada Abdul Qais yang terluka: “Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang disukai Allah, yaitu santun dan sabar.” (HR Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelemah-lembutan dalam segala hal.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberi karena kelembutan sesuatu, yang tidak Dia berikan karena kekerasan dan yang tidak diberikan-Nya karena yang lain.” (HR Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya bersikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperindahnya dan tidak adanya sikap lemah lembut dalam sesuatu, berarti memperjeleknya.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Ada seorang Badui kencing di dalam masjid, kemudian orang-orang bangkit untuk memukulnya, tetapi Nabi saw. melarangnya dan bersabda: “Biarkan dia, tuangkanlah pada kencing itu setimba air. Sesungguhnya aku diutus untuk mempermudah, bukan mempersulit.” (HR Bukhari)

Dari Anas ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Permudah dan jangan kalian mempersulit, gembirakan dan jangan kalian menakut-nakuti.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir bin Abdullah ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang terhalang untuk bersikap lemah-lembut, berarti ia terhalang untuk berbuat berbagai macam kebaikan.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Ada seorang laki-laki yang meminta wasiat kepada Nabi saw.: “Wasiatilah saya.” Beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Lelaki itu mengulanginya lagi, tetapi beliau tetap menjawab: “Janganlah kamu marah.” (HR Bukhari)

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan kalian berbuat baik dalam segala hal. Oleh karena itu jika kamu membunuh atau menyembelih, maka jadilah sebaik-baik orang yang menyembelih, tajamkanlah pisau kalian supaya meringankan pada penyembelihannya.” (HR Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: Apabila Rasulullah saw. disuruh untuk memilih dua hal, beliau pasti memilih yang lebih mudah, selama tidak berdosa. Seandainya yang mudah itu berdosa, beliau pasti menjauhinya. Dan Rasulullah saw. tidak pernah menuntut balas untuk dirinya, kecuali sesuatu yang diharamkan Allah dilanggarnya, maka beliau menuntut balas karena Allah Ta’ala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang diharamkan masuk neraka? Atau siapakah orangnya yang neraka diharamkan untuk membakarnya? Neraka diharamkan pada setiap orang yang mendekatkan diri kepada Allah, yang bersikap lemah lembut, lunak dan suka mempermudah.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Apabila shalat sudah dimulai, janganlah kalian menghadirinya dengan terburu-buru, tetapi hadirilah dengan tenang. Adapun yang masih bisa kamu kejar dalam berjamaah ikutilah, dan apa yang kurang sempurnakanlah. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim ada tambahan: “Karena, apabila salah seorang di antara kalian sudah bermaksud mendatangi shalat, maka ia dianggap seperti sudah berada dalam shalat.”

Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: Pada hari Arafah, ia turun bersama Nabi saw. Kemudian dari arah belakang beliau mendengar ada orang-orang memukul untanya sambil membentak, sambil memberi isyarat dengan cambuknya, beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, seharusnya kalian senantiasa tenang. Sesungguhnya kebaikan itu bukan dengan menyia-nyiakan yang lain.” (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar