Sabtu, 30 November 2013

Keutamaan Orang Kaya yang Bersyukur


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an-Hadits

Firman Allah: “Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (al-Lail: 5-7)

Firman Allah: “dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.” (al-Lail: 17-21)

Firman Allah: “Jika kamu menampakkan sedekah[mu], itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah: 271)

Firman Allah: “Kamu sekali-sekali tidak sampai kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imraan: 92)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak diperbolehkan hasud (iri hati), kecuali dalam dua hal, yaitu: seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian dibelanjakan dalam kebenaran, dan seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah kemudian diamalkan dan diajarkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Hasud yang diperbolehkan hanya dalam dua hal, yaitu: seseorang yang diberi pengertian tentang al-Qur’an oleh Allah, kemudian ia dipergunakan sebagai pedoman hidupnya pada waktu malam dan siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, kemudian ia menafkahkannya pada waktu malam dan siang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ia berkata: Shahabat mujahirin yang miskin datang kepada Rasulullah saw. dan mengadu: “Orang-orang yang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi.” Beliau bertanya: “Mengapa demikian?” mereka menjawab: “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka juga bersedekah, sedangkan kami tidak. Serta mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakannya.” Kemudian beliau bersabda: “Bolehkan aku memberitahu kalian tentang sesuatu yang dapat mengejar mereka, dan kalian akan berada dalam barisan terdepan bagi orang-orang yang sesudahmu, serta tidak ada seorangpun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka menjawab: “Yaitu supaya sekalian membaca tasbih (subhaanallaaH) membaca takbir (AllaaHu akbar) dan membaca hamdalah (alhamdu lillaaHi) setiap selesai shalat masing-masing tiga puluh tiga kali.” Tetapi setelah itu shahabat-shahabat Muhajirin yang miskin kembali lagi kepada Rasulullah saw. dan berkata: “Saudara-saudara kami yang kaya itu mendengar apa yang kami lakukan.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar