Sabtu, 30 November 2013

Murah Hati dan Memberi Infak (1)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an Hadits

Firman Allah: “Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.” (Saba’: 39)

Firman Allah: “bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (al-Baqarah: 272)

Firman Allah: “Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 273)

Firman Allah: “Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat bagianya apabila ia telah binasa.” (al-Lail: 8-11)

Firman Allah: “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9)

Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi saw. beliau bersabda: “Hasjud (iri hati) yang diperbolehkan, hanya dua hal, yaitu seseorang yang diberi kekayaan oleh Allah, dihabiskan dalam kebenaran. Dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah kemudian diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pengertiannya, seseorang tidak diperbolehkan mempunyai rasa iri, kecuali salah satu dari dua hal di atas.

Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw. bertanya: “Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta warisan daripada harta sendiri?” Para shahabat menjawab: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya kami lebih mencintai harta sendiri.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya harta sendiri, lebih diutamakan dan harta waris harus dikesampingkan.” (HR Bukhari)

Dari Adiy bin Hatim ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Takutlah kepada api neraka, walaupun hanya bersedekah separuh biji kurma.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra. ia berkata: “Setiap kali Rasulullah saw. dimintai sesuatu, beliau tidak pernah menjawab: “Tidak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Setiap pagi datang dua malaikat untuk setiap hamba, dan yang satu berdoa: “Ya Allah, gantilah orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Nafkahkanlah hartamu, niscaya akan diberi gantinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash ra. ia berkata: seseorang bertanya kepada Rasulullah saw.: “Perbuatan apa saja yang terbaik dalam Islam?” Beliau menjawab: “Memberi makan (pada orang yang kekurangan) dan mengucapkan salam, kepada orang yang kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ada empat puluh macam perbuatan utama, sedangkan yang paling utama, adalah mendermakan seekor kambing untuk diperah susunya. Siapa saja yang mengerjakan salah satunya dengan tujuan mengharapkan pahala dari Allah dan melaksanakan apa yang pernah dijanjikan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR Bukhari)

Dari Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu sangat baik. Jika tidak, itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela karena kesederhanaanmu. Dahulukan orang yang menjadi tanggunganmu. Sebab tangan yang di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (orang yang meminta).” (HR Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Apabila Rasulullah dimintai sesuatu untuk kepentingan Islam, beliau pasti memberinya. Sungguh aku pernah menyaksikan, ada seseorang yang datang dan meminta sesuatu kepadanya. Dan beliau memberi kambing yang berada di antara dua bukit itu. Kemudian orang itu kembali kepada kaumnya dan berkata: “Wahai kaumku masuklah Islam! Sesungguhnya Muhammad memberi sesuatu kepada orang yang tidak khawatir miskin.” Sungguh dahulu seseorang masuk Islam tidak lain karena ingin duniawi, tetapi dalam waktu yang cepat ia mencintai Islam melebihi dunia dan isinnya.” (HR Muslim)

Dari Umar ra. ia berkata: Rasulullah membagi sesuatu. Melihat yang demikian saya menegurnya: “Wahai Rasulallah, selain orang itu masih banyak lagi orang yang lebih berhak menerimanya.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya mereka meminta kepadaku dengan paksa, kemudian aku berikan saja kepada mereka, atau mereka akan menganggap aku kikir, padahal aku bukan orang yang kikir.” (HR Muslim)

Dari Jubair bin Muth’im ra. ia berkata: Sepulang dari perang Hunain, ia bersama Nabi saw. Kemudian ada orang-orang Badui menarik-narik beliau dan meminta bagian, sehingga mereka memaksa beliau ke suatu pohon dan mengambil surbannya, maka Nabi saw. bersabda: “Kembalikanlah surbanku itu! Sungguh andaikan aku mempunyai ternak sebanyak pohon berduri itu, pasti aku bagikan kepada kalian, sehingga tidak akan menyangka aku sebagai orang yang kikir, pembohong dan bukan pula pengecut.” (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar