Minggu, 01 Desember 2013

Hidup Sederhana (2)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an dan hadits Bukhari-Muslim

Dari Abu Musa al-Asy’ariy, ia berkata: Aisyah ra. mengeluarkan sebuah kain dan sarung yang tebal kepada kami seraya berkata: “Sewaktu Rasulullah saw. menghembuskan nafasnya yang terakhir, beliau memakai kain dan sarung ini.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. ia berkata: “Sesungguhnya saya termasuk orang pertama dari bangsa Arab yang melempar dengan panah berjuang di jalan Allah. Dan sungguh kami berperang bersama-sama Rasulullah saw. tanpa berbekal makanan kecuali daun pohon. Sehingga apabila kami buang air besar, maka kotorannya seperti kotoran kambing dan tidak ada campurannya sama sekali.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Rasulullah saw. berdoa: Ya Allah, berilah keluarga Muhammad rizky yang dapat menghilangkan rasa lapar saja.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. saya sering menekan rongga perutku ke tanah karena lapar, juga sering mengikatkan batu di perutku karena lapar. Pada suatu hari saya duduk di jalan yang biasa dilewati orang. Kemudian Nabi saw. lewat dan tersenyum ketika melihat saya dan beliau tahu apa yang sedang menimpa diri saya. Beliau bersabda: “Wahai Abu Hirr, mari ikut aku.” Maka saya pun mengikuti beliau. Beliau masuk rumah dan saya minta izin untuk masuk, beliaupun mengizinkan saya. Ketika beliau masuk, disitu ada semangkuk susu, dan beliau bertanya kepada istrinya: “Dari mana susu ini?” Ia menjawab: “Si fulan atau si fulanah menghadiahkan susu ini buat engkau.” Beliau bersabda: “Wahai Abu Hirr.” Saya menjawab: “Ada apa wahai Rasulallah.” Beliau bersabda: “Temuilah ahli Suffah dan ajaklah mereka kemari.” Abu Hurairah berkata: “Ahli suffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak mempunyai keluarga, harta dan saudara. Apabila beliau mendapatkan sedekah maka beliau mengirimkannya untuk mereka dan beliau tidak mengambilnya sedikitpun. Tetapi apabila beliau mendapatkan hadiah, maka beliau mengirimkannya untuk mereka dan beliau hanya mengambil sebagian dari hadiah itu. Saya sangat haus dan ingin sekali minum susu itu, dalam hati saya berkata: “Mengapa susu itu diberikan kepada ahli suffah? Saya lebih pantas untuk minum susu itu agar kekuatan saya pulih kembali. Apabila mereka datang, beliau pasti menyuruh saya untuk memberikan susu itu kepada mereka dan kemungkinan saya tidak mendapat bagian dari susu itu. Tetapi taat kepada Allah dan Rasul-Nya harus diutamakan.” Oleh karena itu, saya berangkat dan memanggil mereka. Kemudian mereka datang dan minta izin kepada Nabi, dan beliau pun mengizinkan mereka duduk di rumah beliau. Beliau memanggil: “Wahai Abu Hirr.” Saya menjawab: “Ya. Wahai Rasulallah.” Beliau bersabda: “Ambillah mangkuk susu itu dan berikan kepada mereka.” Maka saya mengambil mangkuk itu dan memberikan kepada orang pertama, maka ia minum sampai nampak segar. Mangkuk itu diberikan kepada saya kembali, dan saya berikan kepada yang lain untuk meminumnya sampai nampak segar. Mangkuk itu dikembalikan kepada saya sehingga sampai pada giliran Nabi saw. anehnya mereka sudah minum semua, tetapi susu belum habis. Kemudian beliau mengambil mangkuk itu dan dipegangnya, serta memandang saya sambil tersenyum, lantas beliau bersabda: “Wahai Abu Hirr.” Saya menjawab: “Ya, wahai Rasulallah.” Beliau bersabda: “Tinggal aku dan kamu yang belum.” Saya menjawab: “Benar, wahai Rasulallah.” Beliau bersabda: “Duduklah kamu dan minumlah.” Maka saya duduk dan minum. Beliau bersabda lagi: “Minumlah.” Beliau selalu mengulanginya sampai saya berkata: “Demi Dzat yang mengutus engkau dengan kebenaran, perut saya tidak muat lagi.” Maka saya memberikan mangkuk itu kepada beliau, kemudian beliau memuji Allah Ta’ala dan membaca basmalah lalu meminum sisanya.” (HR Bukhari)

Dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Sungguh saya pernah jatuh pingsan di antara mimbar Rasulullah saw. dan jalan yang menuju ke bilik Aisyah ra., kemudian seseorang mendatangiku dan menginjakkan kakinya ke leherku, ia menyangka bahwa saya gila. Padahal saya tidak gila, hanya saja terlalu lapar.” (HR Bukhari)

Dari Aisyah ra. ia berkata: “Pada waktu Rasulullah saw. wafat, baju besinya baru digadaikan kepada orang Yahudi sebagai tanggungan dari 30 gantang (75 kg) gandum.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: Nabi saw. pernah menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan hutang gandum, dan saya pernah datang ke tempat nabi saw. dengan membawa roti gandum dan minyak gajih. Sungguh saya pernah mendengar beliau bersabda: “Tidak ada bagi keluarga Muhammad saw. pada waktu pagi kecuali segantang gandum, begitu juga pada waktu sore, sedangkan keluarga beliau terdiri dari sembilan rumah.” (HR Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: “Saya melihat tujuh puluh ahli suffah, di antara mereka tidak ada seorangpun yang memiliki kain panjang, tidak lebih dari satu sarung atau kain yang diikatkan ke lehernya sampai betis, yang disimpulkan dan ditarik-tarik dengan tangannya khawatir kalau-kalau auratnya terbuka.” (HR Bukhari)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: “Alas tidur Rasulullah saw. terbuat dari kulit yang berisi sabut.” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah saw. tiba-tiba datang seorang shahabat Anshar memberikan salam kepada beliau. Ketika akan meninggalkan kami, Rasulullah saw. bertanya: “Wahai saudara Anshar, bagaimana keadaan saudaraku Sa’ad bin ‘Ubadah?” Ia menjawab: “Baik-baik saja.” Rasulullah kembali bertanya: “Siapakah di antara kalian yang ingin menjenguknya bersamaku?” Maka beliau berdiri dan kami pun menyertainya, semua berjumlah belasan orang, dan tak satupun yang memakai sendal, sepatu, kopiah dan kemeja. Kami semua berangkat dengan pakaian yang amat sederhana. Sesampainya di rumah Sa’ad, keluarga yang mengelilinginya mundur, sehingga Rasulullah saw. dan para shahabatnya mendekatinya.” (HR Muslim)

Dari Imran bin Hushain ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang hidup pada masaku, kemudian orang-orang sesudahnya, dan yang sesudahnya lagi.” Imran berkata: “Saya tidak tahu pasti, apakah Nabi saw. mengucapkan dua kali atau tiga kali.” (Nabi bersabda lagi): “Sesudah mereka akan datang suatu kaum yang mau menjadi saksi meskipun tidak diminta, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar, tetapi tidak menepatinya. Mereka tampak gemuk dan besar perut.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar