Minggu, 01 Desember 2013

Hidup Sederhana (3)


Riyadhush Shalihin; Imam Nawawi; al-Qur’an dan hadits Bukhari-Muslim

Dari Sahl bin Sa’ad ra. ia berkata: “Rasulullah saw. tidak pernah melihat roti yang terbuat dari tepung yang halus sejak beliau diutus Allah Ta’ala sampai beliau wafat.” Ada seseorang yang bertanya kepada Sahl: “Apakah pada masa Rasulullah saw. tidak ada pengayaan?” Ia menjawab: “Beliau tidak pernah melihat pengayaan sejak beliau diutus Allah Ta’ala sampai beliau wafat.” Yang lain pun bertanya: “Bagaimana kalian makan gandum tanpa diayak terlebih dahulu?” Ia menjawab: “Kami menumbuk dan meniup-niupnya, dan sisanya kami masak.” (HR Bukhari)

Dari Abu Umamah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu lebih baik bagimu dan jika kamu menahannya, maka itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela dalam kesederhanaan. Dan dahulukan orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR Tirmidzi)

Dari ‘Ubaidilah bin Mihshan al-Anshariy (al-Khathmiy) ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja di antara kalian yang pada waktu pagi merasa aman rumah tangganya, sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah ia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dan semua kesempurnaannya.” (HR Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh beruntung orang yang telah Islam, rizkynya cukup, dan Allah memberikan kepuasan terhadap apa yang telah dikaruniakannya.” (HR Muslim)

Dari Abu Muhammad Fadhalah bin ‘Ubaid al-Anshariy ra. ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Berbahagialah orang yang mendapat petunjuk masuk Islam, berkecukupan kehidupannya, dan ia merasa puas.” (HR Tirmidzi)

Dari Ibnu ‘Abbas ra. ia berkata: “Ada kalanya Rasulullah saw. dan keluarganya lapar beberapa malam berturut-turut, karena tidak mempunyai apa-apa untuk makan malam, dan roti yang sering mereka makan adalah roti gandum.” (HR Tirmidzi)

Dari Fadhalah bin Ubaid ra. ia berkata: Apabila Rasulullah saw. mengimami shalat, sering ada orang-orang yang jatuh tersungkur dalam shalat, karena lapar. Mereka adalah ahli suffah, sedangkan orang-orang Badui berkata: “Mereka adalah orang-orang gila.” Sehingga ketika Rasulullah saw. selesai shalat, mereka mendekati mereka dan bersabda: “Andaikan kalian mengetahui pahala yang telah disediakan Allah, niscaya kalian akan meningkatkan kemiskinan dan kelaparan.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Karimah al-Miqdad bin Ma’dikariba ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Seseorang yang selalu memenuhi perutnya, lebih berbahaya daripada memenuhi bejana. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Andaikata ia tidak mampu berbuat seperti itu, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Umamah Iyash bin Tsa’labah al-Anshariy al-Haritsy ra. ia berkata: Pada suatu hari, para shahabat Rasulullah saw. membicarakan masalah dunia, kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Apakah kalian tidak mendengar? Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman, sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman.” (HR Abu Daud)

Dari Abu Abdullah Jabir bin Abdullah ra. ia berkata: Rasulullah saw. mengutus kami di bawah pimpinan Abu Ubaidah untuk menghadang pasukan Quraisy dan beliau memberi bekal satu kantong kurma, karena yang ada hanya itu. Abu Ubaidah memberi kami masing-masing satu butir kurma. Ketika Jabir ditanya: “Apakah yang bisa diperbuat dengan sebutir kurma itu?” Jawabnya: “Kami mengisapnya sebagaimana anak-anak kecil mengisap, kemudian kami minum air, maka yang demikian itu dapat mencukupi sampai malam hari.”
Kemudian kami menumbuk dedaunan dengan tongkat, setelah kami basahi dengan air, dan memakannya. Kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke pantai, di sana kami melihat seperti ada gundukan tanah menyerupai bukit, kemudian kami menuju tempat itu, dan ternyata seekor ikan yang besar dan panjang sekali menyerupai sebuah bukit. Abu Ubaidah berkata: “Bangkai.” Tetapi ia berkata lagi: “Namun tidak apa-apa kalian adalah utusan Rasulullah saw. dan berjuang di jalan Allah, sedangkan kalian dalam keadaan yang terpaksa, maka makanlah bangkai itu.” Kami di situ bertahan hingga satu bulan. Rombongan kami terdiri dari tiga ratus orang, satu bulan di sana membuat kami gemuk. Kami masih ingat pada waktu kami mengambil mata ikan itu dengan tempayan dipergunakan sebagai tempat lemak, kemudian memotong-motong sebesar lembu. Abu Ubaidah mengambil tigabelas orang dari rombongan kamidan disuruh duduk pada lobang bekas mata, mengambil satu tulang rusuk dan ditegakkan, kemudian ia menuntun seekor unta yang terbesar untuk berjalan di bawahnya, maka kami mengikutinya, membawa daging dan dendeng ikan tersebut. Ketika sampai di Madinah, kami menghadap Rasulullah saw. dan menceritakan hal itu. Kemudian beliau bersabda: “Itu adalah rizky yang dikaruniakan Allah untuk kalian. Apakah kalian masih menyimpan sisa daging itu untuk kami?” Kemudian kami membawakan daging ikan itu kepada Rasulullah saw. dan beliau memakannya.” (HR Muslim)

Dari Asma’ bin Yazid ra. ia berkata: “Lengan baju Rasulullah saw. adalah sampai pergelangan tangan.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar